Sunday, December 30, 2007

Sarung Laptop

Yang beginian belum dipopulerkan oleh Tukul Arwana. Sebut saja barangnya sebagai sarung laptop.
Dari namanya, jelas fungsinya untuk menyarungi laptop anda. Tujuannya paling tidak agar laptop anda tidak gampang tergores atau tertempel debu terlalu banyak. Efek lain, anda akan terlihat beda, biarpun anda memakai laptop yang masuk kategori laptop sejuta umat. Sukur-sukur bisa membuat orang melirik (laptop) anda, terutama kalau sarungnya yang model berbulu seperti ini:
Photobucket
Ada juga model yang sekadar sebagai cover laptop. Nah, yang jenis ini anda bisa milih gambar sesuai kata hati atau hobi. Suka olah raga? pilih saja gambar pebasket. Suka kucing? ada juga. Suka anthurium...? Hehehe.. entahlah, apa ada ya...
Photobucket
Lha kalau tidak punya laptop? Hehehe.. ngapain juga baca tulisan ini! Hahaha... eh nggak ding! jadikan saja ide ini sebagai inspirasi bisnis baru, soalnya gambar-gambar ini saya dapat dari web luar negeri yakni www.lapjacks.com dan www.lapstyle.com
Dalam 2 tahun terakhir, di mangga dua saya belum menemukan orang jualan sarung laptop ini. (soalnya saya sudah dua tahun tidak ke mangga dua heheheh...)
original post by anang, yb

Wednesday, December 19, 2007

Download Gratis Peta Surabaya, Jakarta, Bandung, Yogyakarta. It's Gratis


Kamu yang lagi cari peta Surabaya, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, silakan download gratis peta tersebut. Barusan saya googling dan nemu link peta kota-kota tersebut.

Entah siapa yang upload, yang jelas kita perlu angkat topi. Moga-moga rela ya saya sebarin info link download gratis peta kota Surabaya, Jakarta, Bandung, Yogyakarta ini.

Berikut link yang saya temukan lewat google:

(jangan salahkan saya ya kalau pas kamu mau download ternyata file sudah dicabut ama yang upload...)

Kota Jakarta :
http://rapidshare.com/files/41661583/megapolitan.part1.rar
http://rapidshare.com/files/41662633/megapolitan.part2.rar
http://rapidshare.com/files/41662492/megapolitan.part3.rar

password : mokers

Kota Bandung
http://rapidshare.com/files/43238015/Bandung_20Map.rar


Kota Surabaya dan Yogya
http://rapidshare.com/files/43225678/Surabaya_Map.rar
http://rapidshare.com/files/43228112/YOGYA.MAP.rar

password : borneo


(bila ada yang keberatan dengan penyebaran link download gratis peta kota Surabaya, Jakarta, Bandung, Yogyakarta ini disini , silakan kontak saya)


UPDATE:
Ada yang kesulitan download peta surabaya? silakan download peta surabaya disini password BORNEO

original post by anang, yb

http://www.ziddu.com/download/2927817/Surabaya_Map.rar.html

Reblog this post [with Zemanta]

Monday, December 17, 2007

Hakekat Berkurban


(halaaah...! Judulnya AA Gym buanget)

"Rejeki manusia itu sudah ada yang ngatur." tutur Pak Sopir sambil merebahkan tubuh gendutnya di lantai berkarpet merah.

Saya sekadar menyungging senyuman kecil sebagai tanda bahwa saya merespon omongannya. Suasana senja di sekeliling wisma MM-UGM Jogja tempat kami menginap lebih menarik perhatian saya, daripada topik pembicaraan yang saya anggap sudah jadul itu.

"Jadi..," lanjut Pak gendut, "Biarpun kita mati-matian cari duit sampai jungkir balik kayak apa, kalau jatah kita dari Alloh cuma lima liter, ya... cuman lima liter itu yang bakal kita terima!"

Kali ini saya menoleh. Lumayan engak setuju karena pernyataan tadi rada mengabaikan sisi perjuangan dan kemampuan akal budi manusia. Tapi saya memilih diam.

"Mangkanya saya Ridho tetap menjadi sopir, biarpun orang-orang melarat yang dulu saya antar ke Gunung Kawi, Pantai selatan, atau tempat semedi lainnya sekarang sudah kaya raya. Jadi Dokter, Bupati, Komandan, anggota dewan....".

Saya yang sebetulnya sudah kebelet bikin slide powerpoint GIS untuk Puskesmas menjadi gatal lidah. Berkatalah saya setengah asal nyeplos. "Tapi -menurut saya- bisa kok kita dapat tambahan tiga liter meskipun kita sudah dikasih lima liter, Pak."

Pak gendut tidak menggeleng walau sorot matanya menandakan penolakan atas omongan saya tadi.

"Sederhana kok caranya," lanjut saya, "bila Bapak sudah menerima lima liter, bagikan saja yang tiga liter kepada yang membutuhkan. Niscaya Yang Di Atas bakal memenuhi rejeki Bapak menjadi lima liter lagi. Begitu seterusnya. Bagikan terus dan terus... setiap Bapak sudah penuh dengan rejeki.Makin banyak kita berkurban, makin getol Tuhan memenuhi karung rejeki kita."

Pak gendut mengangguk-angguk mantap. Entah apa dia menganggap saya sebagai orang bijak, atau tukang kutip kotbahnya AA Gym, atau... jangan-jangan dia tahu kalau saya ini cuma tukang bermain kata-kata....

Selamat menyambut Idhul Adha!

original post by anang, yb

Sunday, December 16, 2007

Ada Break... Ada Bokep!


Saat jadi trainer, saya selalu sadar diri. Saya ini cuma pengajar, bukan pendidik. Jadi kalau peserta pelatihan membayar saya untuk diajari GIS atau penginderaan jauh, ya hanya itu yang mati-matian saya sampaikan. Tidak nyenggol urusan pribadi, biarpun sesampai di rumah saya bakal ngegosipin ulah mereka sama isteri. Ehem, kebetulan hobi kami memang ngegosip.

Tapi kali ini saya mau berbagi gosip, tidak cuma dengan isteri saja. Anda pun boleh ikut nguping.

Seperti yang sudah-sudah, peserta training cuman segelintir saja. Anak saya yang baru tiga tahun pun bisa menghitungnya. Dan pastinya, peserta adalah 'orang daerah' alias luar kota. Luaaar banget. Masih muda, pakaian diseterika rapi, dan hanya bisa Microsoft Word. Hehehe...

Cuman satu hal yang bikin saya super risi: hobi nonton bokep! Film bokep (alias film blue, alias film lendir) selalu menjadi pengisi hari-hari mereka. Nggak beda kayak anak SD yang tidak sabar menunggu bel jam istariahat untuk main gundu, begitu juga mereka.

Saat break alias rehat adalah saat mereka menjereng mata lebar-lebar sambil berdesak-desakan di depan laptop. Serius banget. tegang banget. Untung nggak sampai ngeces ces! Sebagai trainer saya lumayan ngiri juga, soalnya pas diajar nggambar peta mereka tidak senafsu dibandingkan saat memelototi film bokep dan foto-foto 'berdaging' yang dicomot dari internet.

Tobat...! Sebelas tahun jadi trainer, baru kali ini ngadepin peserta training yang katrok seperti ini.

Asal tahu saja, seusai saya ngajar di hari pertama, salah seorang peserta sudah menempel saya dan merayu, "Abang, boleh dong pinjem infocus-nya malam ini. Buat nonton di kamar hehehe..".

Sejuta topan badai....!

original post by anang, yb

Monday, November 19, 2007

Darah Simbah Dicuci



Panggil saja ibuku dengan sapaan Bu Jakob. Namun kalau anda pingin memanggilnya Mbak Sun atau Mbak Dari tentu saja ibuku tetap akan menengok dan tersenyum sambil memamerkan giginya yang mulai tanggal.

Bu Yakob kini tak lagi segesit dulu. Penyakit diabetes yang tanpa disangka diidapnya telah menggerus habis tubuhnya. Kulit menghitam, daging menghilang. dan, sejak setengah tahun lalu, fungsi ginjalnya tak lagi berdaya. Awalnya, mesin cuci darah hanya diperlukan setiap jumat. Namun sejak tiga bulan lalu, jadual mencuci darah harus dipenuhi setiap selasa dan jumat, seminggu dua kali!

Ah, simbah. Tak terbayang di masa lalu hidupnya sepenuhnya diabdikan untuk mengajar di SD inpres. Belasan tahun dikayuhnya sepeda onthel hitam menyusuri jalanan kota Bantul untuk menuju 'kantornya'. Sampai akhirnya Koperasi "SINAR", koperasinya pegawai negeri di Bantul meloloskan pengajuan sepeda motor Yamaha Bebek. Simbah pun menjadi berkurang capeknya sejak ditemani si Yamaha bebek.

Simbah tak pernah mengeluh. Demikian juga Pak jakob, suaminya, yang keduanya adalah orang tua saya. Berdua mereka membesarkan kelima anaknya tanpa pembantu! Kalian adalah raja sekaligus pelayan di rumah ini, pesan bapakku suatu ketika.

Yah, ibu yang guru SD inpres dan Bapak yang kepala sekolah SMP Putratama, salah satu sekolah swasta di Bantul. Bapak yang pendiam namun jago mengajar bahasa inggris, fisika, musik, menyanyi, dan... mengarang (ini yang diwariskan kepadaku) dipadu dengan ibu yang tegas, selalu menemani (dan sesekali berusaha sabar) saat kami berlima mengelilingi meja sambil membaca buku. Sesekali juga Bapak memompa lampu petromaks yang setengah jam sekali meredup.

***

Bapak meninggal saat kami semua sudah diwisuda. Syukurlah. Apa lagi yang bisa dibanggakan pasangan guru selain mengikuti upacara wisuda ke lima anaknya? Empat lulusan UGM dan satu lulusan UNS. Satu keinginan Bapak yang belum kesampaian hingga akhirnya hayatnya: membeli mobil untuk keluarga, sebab hingga maut menjemput, tabungan belum cukup untuk membeli mobil bekas termurah sekali pun. Semua uang telah didedikasikan untuk pendidikan kami.

***

Simbah pun akhirnya menjadi kepala keluarga, walau kami telah tercerai berai. Saya dan adik terkecil di Jakarta, kakak di Yogya dan Kediri, serta satu adik lagi di Bandung. Simbah tetap bertahan di rumah lama kami, di Dusun Gedongan bertetangga dengan keluarga pak Jenggot yang ayahnya Udin wartawan Bernas itu. Simbah lebih memilih tinggal di sana, menunggui sisa harta yang dimilikinya, rumah kami dan motor Yamaha bebek kesayangannya yang sudah berusia puluhan tahun.

***

Terbukti, walau sudah di alam sana, Bapak masih menemani ibu. Genap selamatan 1000 hari meninggalnya Bapak, gempa mengguncang dusun kami. Simbah berdarah, tapi selamat.
Harta milik simbah pun tak lagi berupa. Rumah roboh dan Yamaha bebeknya terurug bongkahan-bongkahan tembok. Sama seperti ribuan keluarga lain yang berduka, Simbah pun sangat berduka. Sangat mendalam.
Simbah pun akhirnya tinggal di rumah anak-anaknya. Sekian bulan di Kediri, dan sekian bulan di rumahku. Sampai akhirnya suatu ketika simbah sakit. Dari sanalah akhirnya diketahui kalau simbah pun menderita penyakit yang sama dengan bapa: diabetes! Tampaknya penyakit ini tidak datang tiba-tiba. Mungkin sudah lama diidapnya. namun sama seperti Bapak, ibu pun tak pernah meperlihatkan rasa sakitnya di depan anak-anaknya. tak sekali pun mengeluh atau memasang wajah duka.

***

hari-hari terus berlalu, tak hanya sekali ibu harus masuk rumah sakit. Obat apa pun yang diberi dokter diminumnya, sampai akhirnya ginjalnya tak lagi berdaya. Entah karena komplikasi dari penyakit diabetes atau dari obat yang dikomsumsinya setiap hari. Ibu pun kini tergantung mesin cuci darah.

***

"Aku lagi nunggu uang pensiun bulan desember dan THR natal" kata ibuku saat aku menjenguknya di awal nopember lalu. "Aku pingin pasang klep di tangan biar cuci darahnya gampang. Soalnya kalau selangnya dimasukkan pakai suntik, badan dan tangan tidak boleh gerak-gerak. Pinggangku tidak kuat tiduran empat jam selama cuci darah". Aku cuma terdiam. Ibuku tak pernah dan tak bakal mau meminta uang dari anaknya. "Katanya biayanya satu juta empat ratus," lanjut ibuku. "Nanti uang pensiun dan THR ditambah tabunganku di BPD moga-moga cukup."

Ah, simbah.....
original post by anang, yb

Thursday, November 08, 2007

Jogja: Tak sempat aku berlama-lama denganmu...


Barusan balik dari Jogja setelah hampir setengah tahun kakiku tak menginjaknya. Sayang, tak cukup waktu berlama-lama di sana. Cuma tiga hari, dan Jakarta kembali menyeretku tanpa ampun.

Ingin rasanya segera berbagi cerita. tentang rumah kayu kakaku yang telah berdiri setelah rumah lamanya ditiup gempa satu setengah tahun lalu. tentang obsesiku yang jadi nyata, dan.... tentang ibuku di Bantul yang kini harus cuci darah dua kali dalam seminggu....

original post by anang, yb

Friday, November 02, 2007

FlashGet: The Best Download Manager


Jualan data dengan ukuran file yang nggak kira-kira, memang musti pandai mensiasati diri. Bayangkan, satu file data Quickbird dengan luas areal 25km2 (ini luasan minimum order lho) bisa segede 800Mb alias nggak muat di satu CD.

Belakangan, saya lebih suka jualan Quickbird dengan sistem pengiriman via FTP-pull. Alasannya sederhana: kalau pakai sistem satunya, yakni pakai media CD/DVD musti nunggu lama. Data yang dikirimkan dari Digitalglobe pusat sana biasanya baru sampai ke kantor sekitar semingguan bahkan lebih. Dan... waktu semingguan adalah waktu yang super ribet karena klien akan sangat rajin kirim SMS dan menelepon dengan satu pertanyan tunggal: kapan barang dikirim, pak?

Dengan sistem FTP-pull, setidaknya kode download sudah mampir di email saya sekitar dua harian. Tapi bagaimana dengan downloadnya? Ya, saya tawarkan dua aletrnatif ke klien: mau download sendiri ya monggo... kan mereka juga untung karena gratis biaya kirim. Atau, boleh juga minta tolong saya download-kan.

Nah, dengan koneksi speedy yang saya punya, satu file Quickbird dengan ukuran (misalnya) 1 GB musti dibarengi dengan kerja lembur karena kadang perlu waktu sehari semalem hingga download tuntas! Yah itulah speedy rumahan....

Untunglah saya pakai FlashGet !

FlashGet adalah download manager yang paling handal yang pernah saya pakai. Kenapa? ya karena baru freeware ini yang sempat saya coba hehehe... tapi coba deh liat daftar keunggulan flashGet berikut ini:

- Optimize the system resource
FlashGet can use up the lowest system resources and will not influence your normal work or study.
- Call anti-virus automatically
FlashGet can call anti-virus automatically to clean viruses, spyware and adware after finishing download.
- 100% Clean, free
No adware and spyware, Easy to install and use
- increase the download speed and stability
Flashget can increase download speed from 6-10 times. It uses MHT (Multi-server Hyper-threading Transportation) technique and optimization arithmetic and it
- SupportHTTP,FTP,BT,eMule and other various protocols
FlashGet supports HTTP,FTP,BT,MMS,RTSP and other protocols. It is seamless between protocols and there is no need to operate manually for download switch. The One Touch technique optimizes BT download and can automatically download target files after getting seeds information, hence no need to operate again.
- Powerful files management feature
It supports unlimited categories. Each category is assigned a download saving directory. The powerful management feature can support drag and drop, adding and description, search, rename, etc.


Nah, ringkas kata, kalau anda sudah mendownload freeware ini, silakan aktifkan hingga muncul tampilan seperti ini:

Sudah siap download? Ups, pastikan dulu harddisk anda masih cukup spacenya ya...
Oke. Kalau sudah yakin, klik button NEW hingga muncul window seperti di bawah ini:


Saatnya kini anda memasukkan alamat URL server tempat anda bakal menyedot data. Pilih juga tempat penyimpanan data hasil download. Kalau akses download dilengkapi dengan username dan password, ya masukkan saja pada tempat yang tersedia. Seperti biasa, tekan OK untuk mulai download...

Nah, dengan FlashGet ini download data dijamin lebih cepat dan tidak perlu khawatir musti ngulang dari awal andai akses internet terputus.

Selamat mencoba!

original post by anang, yb

Thursday, November 01, 2007

Remove word verification from posts

Reseh bener blogger ini!

Tiap kali posting selalu dipaksa nulis 'word verification'... Masih mending kalau bentuknya kata yang terbaca, lha ini lebih sering berupa jejeran huruf yang triping dan nggak bisa dibaca sama sekali... JHXXC ... HJUUWQC... GFJJKI halaah.....

Memang tidak semua (dari sekitar 20an) blog saya yang dipagari oleh blogger dengan word verification.. Blog ini (yang aslinya beralamat di http://anangyb.blogspot.com) termasuk yang lolos dari metal detektor eh, word verification.

Lantas kenapa ada blog yang dipasangi word verification dan ada blog yang nggak?

Usut punya usut ternyata ada dua alasan kenapa sampai blogger memaksa kita menuliskan word verification.

alasan pertama, karena blog kita berpotensi dianggap SPAM. Persisnya, blogger ngomong begini: " Blogger's spam-prevention robots have detected that your blog has characteristics of a spam blog."
Nah lho... Emang sih, kebanyakan blog saya yang ada word verification adalah blog dengan konten copy - paste hehehe...

Nah alasan kedua: karena kita posting bertubi-tubi alias posting dalam jumlah di atas normal dalam sehari. Ini juga ada benarnya, terutama nafsu agar blog adsense lekas gemuk dengan konten.

Nah, sekarang pertanyaannya: how to remove word verification from posts ? (halaah pakai bahsa inggris --> biarin! siapa tau ada bule nyasar kesini karena search pakai kata kunci tersebut hehehe..)

Gampang kok caranya. Klik saja simbol tanda tanya warna oranye di samping kata 'word verification'. Dari sana kita akan dituntun untuk meminta review dari Blogger atas adanya word verification di blog kita.

Betul begitu Dik Pendi...?


original post by anang, yb

Wednesday, October 31, 2007

ILWIS 3.4: open source code software and free for downloading since July 2007


Saya termasuk geografer yang pernah merasakan enaknya dibantu oleh negara donor yang tergabung dalam IGGI (Intergovernmental Group on Indonesia). Tentunya saya tidak menerima bantuan itu secara langsung, namun melalui sekian banyak fasilitas yang ditaruh di kampus saya: fakultas Geografi UGM.

ILWIS, adalah salah satu software penginderaan jauh yang saya nikmati sebagai bentuk bantuan dari Belanda lewat ITC (International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation), salah satu lembaga pendidikan kebumian di Belanda.

Kini, tepatnya sejak Juli 2007, ILWIS telah melompat ke open source. tentu saja ini kabar gembira. Bukan apa-apa, sebab ILWIS termasuk perangkat lunak yang disukai, sebab mampu mengintegrasikan perangkat lunak GIS dan Remote Sensing.

Berikut ini sedikit gambaran dari keunggulan ILWIS:
1. Fasilitas on-screen digitizing
2. Fasilitas Orthophoto, image georeferencing, transformasi koordinat dan mosaiking
3. Visualisasi 3D interaktif
4. Kaya dengan kemampuan proyeksi sistem koordinat
5. Analisis Geostatistical
6. Visualisasi citra stereo
7. Modelling dan analisis data spasial
8. dan masih banyak lagi...

Nah, buat anda yang masih juga menggunakan perangkat lunak GIS dan remote sensing bajakan, bolehlah untuk mencoba ILWIS 3.4. Review singkat plus link download silakan klik di situs www.gisremotesensing.com

Mau nyari sofware GIS dan Remote sensing gratisan lainnya silakan klik free4map.
original post by anang, yb

Tuesday, October 30, 2007

Acer Aspire 4720: My first Notebook!


Pak Aliang yang pegawai pabrik onderdil mobil, sekaligus tukang ojek kalau sore, sekaligus jualan pop ice di rumahnya, barusan bikin car port. Ups, tentu saja bukan buat markir mobil, tapi khusus buat jualan pop ice. Setidaknya dia tidak ingin isterinya kepanasan sepanjang hari jualan di teras yang sempit.

Akhirnya berdirilah peneduh di teras, yang oleh orang kaya disebut car port!

Car port punya Pak Aliang membuat saya jadi malu. Hemm, penjual pop ice saja berani berinvestasi pasang peneduh yang biayanya tidak cukup sejuta rupiah. Lha saya?

Sebelas tahun jadi geografer kok masih pelit. Komputer yang dipakai, masihlah komputer rakitan tahun 2001. Enam tahunan ya? Belum butut sih, cuman kadang bisa booting kadang nggak hehehe... Emang sih dulu waktu beli sengaja dibikin rada bagusan. memory udah 512MB sejak keluar dari toko. Ingat lho tahun 2001 belum banyak yang kepikiran pasang memory sebesar itu.

***

Bulan ini bagi saya adalah bulan kejar tayang. Persis seperti Meriam Bellina di tahun 80an yang rangkap-rangkap teken kontrak dengan banyak produser. Beberapa kerjaan memaksa saya untuk berani berinvestasi kayak Pak Aliang. Anggap saja PC dengan layar 17 inch yang sudah menemani 6 tahun sudah habis masa penyusutannya. Udah uzur. Niat lama untuk punya notebook pun muncul lagi!

Tentu alasan pertama milih tipe notebook ya... kekuatan kantong, baru setelah itu milih spesifikasi. Berhubung kerjaan saya seputar GIS dan remote sensing yang rakus memory maka ukuran memory mutlak nggak bisa ditawar. Apa lagi ya? Oh ya processor, ini juga musti bagus mengingat barang dagangan saya alergi dengan komputer lemot.

Survei harga pun dimulai. Longok sana-sini situs penjual notebook...

Pilihan pun jatuh pada Acer Aspire 4710.

***

Berangkatlah isteri saya ke Ratu Plaza Jakarta ditemani Mas Te-I. Saya nggak ikut karena sedang piket momong anak di rumah. Nggak apa-apa deh.
Ternyata, di gerai resmi Acer, tipe yang saya incer sedang kosong. Duuhh... Akhirnya ditawarin lah Acer Aspire 4720. kayak apa sih? Di Bhinneka dotcom pun tipe ini belum nongol sampai tulisan ini dibuat. Tapi yang pasti, tipe ini setingkat lebih jozz dibanding yang saya mau. harga? tentu sedikit lebih jozz juga.

Acer Aspire 4720 udah Core 2 Duo, bukan Core Duo seperti tipe Aspire 4710. Udah ada bluetooth, web cam, dll. Berhubung memory "cuman" 512 MB, maka sekalianlah saya naikkan jadi 1 GB.

Akhirnya tercapailah keinginanku punya notebook. Setidaknya, sekarang lembur tak lagi digigitin nyamuk. Sebab kerjaan bisa dibawa ke atas ranjang di kamar (satu-satunya yang) ber-AC. Walau untuk itu aku musti merelakan honor selama bulan Oktober.

Ada notebook, saja jadi tidak terlalu malu lagi bila bertemu dengan Pak Aliang.

original post by anang, yb

Monday, October 22, 2007

10 kesalahan Maia di Tangan Google


10 kesalahan Maia ternyata bermanfaat juga.
Semalam iseng manfaatin isu kisruh rumah tangga maia-dhani dengan bikin tulisan pendek.
Pagi ini, selewat 5 jam artikel tersebut diposting (persisnya jam setengah delapan), iseng punya iseng cek di google.
Eh beruntung! Tulisan berjudul Daftar 10 Kesalahan Maia versi Dhani Ahmad masuk di posisi nomor satu dari 3,230 penelusuran berdasar kata kunci "10 kesalahan maia"
Ayoooo.... siapa mau melorotin posisi saya?
Kontes yuk...

foto
original post by anang, yb

TKW: Teman Kencan Wanita - Mendadak Lesbian



Siapa bilang kisah TKW cuma seputar penganiayaan di Arab dan pemerasan di Bandara? Coba deh cek tulisan renyah dari rekan Erwin D. Nugroho bertajuk "Tren Lesbi TKW; Lebih Macho dari Lelaki"

Ringkasnya, reportase ini mengungkap fenomena yang lagi asyik dan digandrungi sebagian TKW kita di Hongkong: asyik-masyuk dengan teman sejenis. Lesbian. Hemm.. Asyik kayaknya.

Satu tempat di Hongkong yang selalu dipadati TKW untuk kongkow-kongkow adalah di pelataran Victoria Park. Di tempat ini, Anda tidak perlu mengintip. Cukup dengan buka mata lebar-lebar, dan adegan mesra sesama TKW pun tergelar di depan mata anda. Mulai dari yang bertampang katrok maupun yang sok artis semua ada.

Eh iya, mendadak saya ingat teman ngobrol yang sekarang entah dimana: Eni Kusuma, mantan TKW dari Hongkong yang sukses menulis buku dan jadi pembicara di sana-sini.
Apa kabarnya ya? Tapi kalau yang ini saya yakin normal seratus persen. Lha wong begitu pulang dari Hongkong langsung merit!

sumber foto
original post by anang, yb

Daftar 10 Kesalahan Maia versi Dhani Ahmad


foto
Hari pertama ngantor selain sibuk buka email yang bertimbun-timbun juga ditingkahi ngubek-ubek google dengan kata kunci seperti judul di atas. Siapa ya yang kebangetan? Dhani sang suami, atau Maia, atau kita yang sok usil pingin tau keributan rumah tangga orang lain?
Tapi bagaimana andai anda disodori kertas polos dan dituntut membuat daftar kesalahan pasangan anda? Boleh sepuluh, boleh juga lebih.
***
Teman-teman saya biasa melafalkan doa yang potongannya berbunyi:
Tuhan, ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami....

Pikir punya pikir, doa itu alangkaaah beratnya! Bukankah itu berarti kita rela dan ikhlas andai tidak diampuni Tuhan sebelum kita mengampuni orang lain?
Duh, gimana ya. Mengampuni satu kesalahan saja susahnya minta ampun. Apalagi kalau sudah menumpuk hingga menjadi daftar 10 kesalahan seperti bikinan Dhani Ahmad.
Kalau gitu kasihan Tuhan, karena Dia sudah gatal ingin segera mengampuni dosa kita!
original post by anang, yb

Friday, October 19, 2007

Trappist Cookies


Hayo....
Lebaran kemaren sempat nyicipin makanan apa saja? Opor dan ketupat doang? Capeeek deehh..!
Di rumah saya, hari bergembira nasional ini dimeriahkan dengan kue-kue kering dan cookies. Sama seperti natal dan paskah lalu, kue kering yang tersaji bukan kami beli di pasar senen ataupun carrefour. Isteri saya lebih memilih kue-kue buatan para pertapa. Hemm... kayak apa sih kuenya?

Nggak beda kok bentuk, aroma, dan kemasannya. Untuk lidah saya yang sudah rada tumpul, rasanya pun sama enaknya dengan kue kering lainnya, tapi tidak menurut isteri saya, jauuh... lebih enak, katanya. Isteri saya paling suka keju kering, sedangkan saya lebih menyukai yang manis. Oh ya dimana sih belinya? yang jelas bukan di supermarket! hehehe....

Coba deh liat gambar kemasan kue yang menyertai tulisan ini. Ada tulisan 'Trappist' dan "Rawaseneng' di situ. Bagi yang belum tahu apa itu trappist silakan buka wikipedia deh, tapi intinya, saya mau mengatakan bahwa kue enak yang kami santap di hari-hari spesial, dibuat nun jauh di lereng jurang di tengah kebun kopi. Keju yang kami santap berasal dari tempat itu juga yang merupakan peternakan sapi, sekaligus perkebunan kopi, sekaligus pertapaan para rahib, sekaligus tempat retret bagi mereka yang mencari keheningan.

Seperti ditulis oleh Kompas, Pertapaan rawaseneng ini terletak di hamparan hutan pinus yang tersusun rapi. Hutan itu biasanya menuntun semua orang yang melewati bukit berkelok dan penuh tanjakan itu menuju satu tempat yang begitu sunyi dan terpencil, pertapaan Cistercensis Santa Maria (CSM), yang juga dikenal sebagai pertapaan Ordo Trappist.

Pertapaan itu sendiri seluas 178 hektar dan hanya dihuni oleh 33 rahib. "Meski kami lari dari dunia ramai, bukan berarti kami lalu acuh terhadap sesama dan kehidupan ini" papar Abas Frans Harjawiyata OSCO seperti dilaporkan oleh Pondok renungan. Untuk itulah meskipun jumlah rahib hanya 33 orang, tapi jumlah pekerja ada 100 orang yang masing-masing menghidupi rata-rata 3 anak dan istrinya. Pekerja-pekerja inilah yang mengelola ternak sapi, memerah dan mengolah susu, membuat keju, memelihara hamparan kebun kopi, dan mengolah kopi menjadi bubuk yang nikmat untuk diseduh.

***

Masih ada beberapa potong cookies tersisa di toples kami. Tapi jangan kuatir, malam minggu nanti pasti akan langsung ludes saat kami menikmati acara Extravaganza di TransTV. Bila tak ada lagi kue buatan tangan para trappist, tentunya isteri saya siap mengirim SMS ke pertapaan Rawaseneng untuk dikirimi kembali kue kering tersebut. Begitulah cara memesan kue kreasi para rahib.

Lebih jauh mengenai pertapaan Rawaseneng Temanggung:
Pertapaan trapist Rawaseneng
Memenuhi Panggilan dalam Hening
Pertapaan Rawaseneng buat saya adalah wisata spiritual
Ke Rawaseneng untuk melihat eloknya pemandangan alam sekitar
Ziarah rohani ke Rawaseneng

original post by anang, yb

Thursday, October 04, 2007

FREE BURMA!


Free Burma!

FREE BURMA! CAMPAIGN FROM INDONESIA
original post by anang, yb

Wednesday, October 03, 2007

Memperkenalkan: GisRemoteSensing.com


Obsesi boleh saja diumbar sampai seliar-liarnya.
Obsesi pun boleh sesuka kita, kapan mau diwujudkan.
Rekan saya Benny Bevly yang lebih pendiam daripada isterinya pun tampak bisa riang gembira saat ada satu obsesinya terkabul.

Dan... bukannya nggak mau kalah bila saya pun bermimpi punya situs yang nyambung dengan ilmu yang saya dalami. Apalagi kalau bukan dunia GIS dan Remote Sensing.
Mimpinya, situs ini bukan sekadar blog berisi buku harian gadget yang lagi marak sejak booming google adsense. Mimpinya situs ini berwujud portal. Ada rupa-rupa disitu. Mulai dari berita terkini, review software dan gadget, beasiswa, jobs, dll, dst...

Portal ini tentunya bukan bikinan saya seorangan. Kebetulan saja ada teman yang hobi dengan dunia IT dan punya obsesi memiliki sebuah portal. Klop sudah.

So, apa obsesimu? Jadi penjinak buaya...?

original post by anang, yb

Tuesday, October 02, 2007

Nokia 330 Atau Anjing Triping ?


Benda apa sih yang anda pasang di dashboard mobil?
Kipas angin kecil? Huahaha... sopir truk kali!
Atau boneka anjing yang bisa triping sepanjang jalan? Duh, jadul banget deh.
Nah, kalau mau dibilang modern, atau penggila gadget, plus ngak takut lirikan komplotan kapak merah di perempatan jalan, coba deh yang satu ini: NOKIA 330.

Nokia 330 boleh disebut sebagai Personal Navigation Device. Penjualnya sih lebih suka menyebutnya dengan NOKIA 330 Auto Navigation. Di Indonesia, NOKIA 330 menggandeng Solo map untuk mendukung penyediaan peta yang saat ini masih sebatas Sumatera, Jawa, dan Bali (itu kata Kompas versi cetak tanggal 2/10. kalau Kompas dotcom bilang peta sudah termasuk Kalimantan juga--> halah... mana yang tidak akurat!)

Masih menurut laporan Kompas versi cetak, NOKIA 330 memiliki layar sentuh berukuran 3.5 inci dipadu dengan kombinasi suara serta visualisasi tampilan peta dua dan tiga dimensi. Enak dong, panduan navigasi bisa berupa suara dan visual. Dan seperti sudah seharusnya tersdia di perangkat navigasi, NOKIA 330 sudah dilengkapi dengan Point of Interest sekitar 15 ribuan titik berupa sebaran pompa bensin, rumah sakit, mal, rumah ibadah dan lain-lain.

Perangkat navigasi lain yang patut untuk dicoba adalah GPS dari Tomtom yang cocok buat Toyota Yaris.

Hemm, mau beli nih? Boleh aja. Nggak nyampe 5 juta rupiah kok. Coba deh cek isi dompet. Uang THR masih sisa berapa...?


original post by anang, yb

Wednesday, September 26, 2007

Taruh Saja Anakmu di Departemen Kehutanan



Seminggu mengajar GIS selain membawa peristiwa ikutan berupa pesta sekeluarga makan lasagna dan brusetta di Pizza Hut juga pengalaman baru buat saya, isteri saya dan ragil saya: Justin, anak ragil saya akhirnya kesampaian juga untuk "bersekolah", walau cuma empat hari. Tentu saja ini diluar skenario, semata-mata karena memang tidak ada yang bisa menemani dia selama seminggu kemarin.

Awalnya adalah karena ketiadaan pembantu selama dua bulan terakhir. Sehari-hari si Justin -ragil saya- ya di rumah main sama saya, karena mamanya musti kerja kantoran secara reguler, berangkat jam enam pagi, pulang jam tujuh malem. Tidak bakal ada masalah sepanjang saya tidak ada acara keluar rumah. Tapi jalan hidup tidak sesimpel itu. Tawaran mengajar ArcGIS yang muncul mendadak tak urung membuat kepala berdenyut-denuyut.

Jadi gimana dong...? Kalau cuman sehari sih, bisa saja isteri mengajukan cuti, atau minta ijin nggak masuk. Tapi ini seminggu penuh, dari senin hingga jumat. Sempat terpikir untuk cari pembantu dadakan, tapi males ah. Paling juga nggak ada yang mau karena sekarang hampir lebaran. Nitip ke tetangga? Gimana ya. Nggak mungkin juga karena nggak cuman sehari-dua hari.

Berhari-hari pusing, akhirnya istri saya sempat nge-blink ingat penitipan anak di kompleks Departemen kehutanan! Yap, kenapa nggak dicoba ya... Akhirnya survei pun dimulai. Awalnya telepon dulu dan tanya ini-itu. Lumayan tertarik tapi musti membuktikan sendiri. Alhasil isteri pun melakukan survei langsung ke lokasi. Kesan pertama langsung sreg. Rapi, bersih, lengkap, nyaman dan yang pasti ramah.
Singkat cerita, mulailah Justin berangkat pagi-pagi -jam enam- bareng mamanya ke penitipan anak bernama Taman Bina Balita "Sylva". Hari pertama tentu saja masih menangis dan tidak mau ditinggal. Siang hari pun sewaktu mamanya menengok, dia masih menangis lagi, jadi musti dikelonin sebentar di bed yang tersedia hingga tidur pulas.
Hari kedua tangisnya mulai berkurang. Pengasuhnya pun baik dan ramah, tapi lebih ramah lagi adalah ibu-ibu Dharma Wanita yang mengelola penitipan anak tersebut. Silih berganti, ibu-ibu Dharma Wanita menyempatkan turun dan ngobrol dengan anak-anak: makan siangnya suka nggak? nasinya terlalu keras nggak...?

Lama-lama Justin betah juga, apalagi kalau mulai rewel, si mbak pengasuh (Justin menyebutnya mbak kerudung) mengajak jalan-jalan di lingkungan Departemen Kehutanan yang asri, termasuk mengunjungi museum yang letaknya masih satu kompleks.
Tiga pengasuh yang tersedia lumayan cukup untuk menemani bayi dan anak-anak yang jumlahnya hanya delapan biji.

Anda tertarik? Coba saja tengok langsung. Letaknya di Gedung Manggala Wanabhakti Blok VII lantai 1 sebelah gedung MPR/DPR. Kalau mau telepon nomornya 021-5730220-5720188.
Syaratnya gampang kok. Asalkan anak kita berusia 3 bulan hingga 4 tahun, sehat, serta tidak mengalami kecacatan yang memerlukan penanganan khusus.
Bagaimana dengan biaya? Saya nggak komentar deh. Coba lihat daftar berikut:

a. Untuk karyawan Dephut (PNS)
bulanan 300ribu
Mingguan 100ribu
Harian 30ribu

b. Untuk karyawan BUMN di lingkngan Dehut
bulanan 400ribu
Mingguan 140ribu
Harian 40ribu

b. Untuk karyawan swasta/umum
bulanan 450ribu
Mingguan 170ribu
Harian 45ribu

Jangan khawatir soal makan siang, karena biaya sebesar itu sudah termasuk makan siang. Makin tertarik? Bookmark saja blog ini, siapa tahu anda membutuhkan, apalagi musim pembantu mudik tinggal sesaat lagi...!
original post by anang, yb

Sunday, September 23, 2007

Dimana Puskesmasku - Dimana Pasienku


Seminggu mengajar perangkat lunak ArcGIS di Depkes menambah satu lagi pengalaman bagi saya. Bagi saya, membagi ilmu justeru makin mempercepat kekayaan ilmu saya. Bayangkan, saya berkutat dengan perangkat lunak produksi ESRI sejak 1996 hingga sekarang.

Sebelas tahun? Yap! Dan... tak pernah ke lain hati. Selalu hanya seputar software produksi ESRI.
Ragam klien yang diajar selalu menantang dan merangsang saya untuk tidak mempermalukan diri di depan peserta pelatihan. Untunglah ada teknologi SMS, jadi setiap ada kebingungan, sebisa mungkin mencet SMS di bawah meja dan... nanya temen yang lebih ahli hehehe...
Banyak aplikasi GIS akhirnya terkumpul di otak saya karena beragamnya klien yang minta dilatih GIS. Mulai dari sektor kehutanan, Perusahaan air minum, energi angin, tambang timah, geologi, LSM lingkungan, Pemda Kabupaten, dan terakhir Departemen kesehatan.

Di tempat terakhir ini saya jadi sadar betapa membantunya andai seluruh fasilitas kesehatan sudah dipetakan. Seberapa susah ? Ah... nggak susah kok. Pakai saja GPS. Cukup datangi lokasi puskesmas dan klik. Tak sampai lma detik, posisi puskesmas sudah terekam. Anda tinggal mendownload di software GIS dan jadilah peta anda. Jalur yang anda lewati saat menuju puskesmas pun akan langsung terekam di GPS dan jadilah peta jaringan jalan menuju puskesmas.

Dan bila sebaran puskesmas sudah dipetakan, gabungkan saja dengan peta demografi. Anda bakal tahu berapa ribu penduduk musti dilayani oleh satu puskesmas, berapa ribu anak yang musti diurusin oleh satu dokter anak di puskesmas.
Dengan GPS dan GIS, anda pun mustinya dengan gampang memetakan lokasi pasien flu burung, atau pasien TBC, atau pasien ISPA. Melihat pola persebaran pasien, apakah mengikuti alur sungai atau sepanjang jalan ataukah membentuk lingkaran yang berpusat pada satu lokasi sarang penyakit.

Mustinya reaksi cepat bakal lebih mudah dilakukan bila GIS kesehatan bisa terwujud sampai ke daerah-daerah. Lebih-lebih teknologi citra satelit yang murah juga makin mudah diperoleh dan gampang diaplikasikan untuk membuat peta secara cepat.
So, moga-moga aplikasi GIS untuk kesehatan bakal lekas terwujud, ya.

original post by anang, yb

Friday, September 21, 2007

Mosok sih nggak mirip?






Si kakak nggak pernah mau dibilang mirip papa.
Nggaaak! Aku mirip mama!
Padahal dari kulitnya ketahuan kalau anak dan papanya sama-sama putih huahahaha..
Bentuk tulang wajah juga sama, bulat telur. Kalau si adik justeru mirip mama karena berkepala bulet.
Tapi memang sudah nasib saya, tidak ada yang mau diserupakan dengan saya... termasuk isteri saya!


original post by anang, yb

Friday, September 14, 2007

Roti berdebu itu telah tersimpan selama 25 tahun (bagian kedua)


gambar:http://www.filebuzz.com

Kenapa bagian kedua kisahku perlu tiga minggu untuk nongol? Haha... Kamu salah. Minggu lalu bagian kedua sudah nongol. Tapi cuma dua jam setengah. Seterusnya aku cabut lagi. Jujur saja, aku terlalu konyol. Dan naif. Syukurlah masih ada sepotong akal sehat bergelayut di batok kepalaku yang keras. Lagipula percuma saja aku mengumbar caci dan cela seperti isi postingku yang kedua itu. Tidak bakal bisa mengembalikan karakter suamiku yang smart dan cool seperti dulu saat kami masih berduet bernyanyi. Suami? ah, kadang geli dan risih saat lidahku dilewati kata itu!

***

Suamiku adalah sandunganku. Suamiku adalah kerak di bak mandiku. Suamiku adalah aspal lengket di sol sepatuku.
Suamiku adalah kaos kaki polka dot di balik lingerie-ku. Seseorang yang tidak paham cara berjalan seiring. Saat kusarankan untuk meninggalkan bisnis sablonnya, dia berang. Ketika kukatakan bahwa sepatu sandal sebaiknya dia simpan saja, dia pun marah besar.
"Aku tidak peduli apa pun saran gila dari Greis manajermu!" teriaknya saat itu. "Terkutuklah segala omong-kosong tentang citra dan apa pun itu. Hidupku adalah aku. Dan aku mau hidup dengan cara hidupku sendiri."
Bila sudah demikian aku cuma bisa masuk kamar dan menghisap rokok mild-ku. Menghela nafas sekerasnya sambil memaki dalam hati: dasar lelaki!

***
Memang siapa yang menginginkan kami (tepatnya aku) bisa masuk dunia selebritis seperti sekarang? Bukankah dulu saat masih tertatih-tatih, pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain, kehidupan senyaman ini adalah mimpi dia juga? Tapi kini ketika segalanya begitu gampang ditapaki dan dia hanya perlu sedikit menyesuaikan diri, mengapa justeru pemberontakan yang dia pamerkan? Cemburukah dia dengan pencapaianku? Ah, bila iya, berarti dia lebih stupid dari yang kukira.

***

Hari ini hari ulang-tahun perkawinan kami. Hari yang semestinya kami isi dengan kehangatan justeru dibuka dengan teriakan emosi suamiku. Semata-mata karena aku membatalkan kue ulang-tahun pesanannya yang kuyakini terlalu kecil dan norak. Greis pun menguatkan keyakinanku.

Ah sudahlah. Persetan dengan ulang tahun perkawinan. Kulangkahkan kakiku menelusuri lantai marmer dingin tanpa alas kaki. Satu per satu anak tangga mengantarku ke lantai atas. Piano besar mengkilap membisu di sisi balkon. Kutarik kursi kecil di samping piano dan kuletakkan tubuhku di atasnya. Entah kenapa tiba-tiba aku ingat lagu pertama yang bisa kumainkan dengan pianika saat masih kecil, "...burung pipit yang kecil, dikasihi Tuhan.." Aku biarkan bibirku sedikit mengembang melempar senyum kecil.

Ada nakas kecil di sisi kakiku, tempat aku meletakkan telepon dan guci kecil dari kristal. Hem, ada laci kecil di bawahnya yang membuatku penasaran. Kucoba menariknya pelan. tak terbuka. Pantas. Bahkan aku pun tak pernah tahu kalau nakas ini berlaci. Kutarik agak keras hingga guci di atasnya bergoyang. Buru-buru kupindahkan guci di atas piano.

Rasa penasaranku makin tak terbendung. Kutarik lagi dan lagi. Braak..! Laci itu meluncur di lantai pada tarikan keempat. Debu tipis melambung melampaui separuh kakiku. Ada benda di dalamnya! Debu kelabu membuatku tidak langsung tahu apa benda itu. Tiga usapan tanganku membuat benda itu jadi jelas terlihat.

Mataku serasa mau meloncat keluar. Jantungku berdegup begitu kencang, jauh lebih kencang dibandingkan saat rahimku diangkat 23 tahun lalu. Tidak mungkin! Aku tidak percaya dengan pandangan mataku yang sudah kubuka selebar-lebarnya.

Bagaimana mungkin kubiarkan benda ini tersimpan disini, berselimut debu, tak tersentuh selama 25 tahun?


Kakiku begitu lemas. Keringatku meluncur begitu deras. Dengan pelan-pelan kutelusupkan tangan kiriku di bawah benda itu seakan hendak menggendong bayi yang kutunggu selama 25 tahun. Kuangkat sepelan yang kubisa. Tangan kananku membelai seluruh permukaannya. Satu-satu air mata menetes di atas benda itu. Kuratakan air mataku hingga debu terusir darinya.

Kubaca tulisan indah di bagian tengah benda itu. Lekuk hurufnya terasa masih begitu lekat di ingatanku. Aku eja sekali lagi, "Roti Surgawi"
Ada gambar koki dengan topi tingginya dikelilingi 12 koki di kiri-kanannya. Sang koki tersenyum begitu menawan sambil mengangkat roti dan piala. Seolah dia ingin menyapa," makan dan minumlah..."

Ada tulisan kecil di bawah gambar sang koki. Deretan huruf itu berbunyi: Dibuat oleh perusahaan roti "Lima Roti Dua Ikan". Aku tersenyum kecil. Ibuku pernah bercerita mengapa perusahaan roti ini punya nama yang unik. Lucunya, suamiku pun mendapat dongeng serupa dari ibunya.

Roti ini sengaja kami beli sesaat sebelum kami menikah. Sudah menjadi tradisi kami secara turun-temurun untuk membawa roti istimewa ini di setiap upacara pemberkatan perkawinan. Saat terindah adalah ketika kedua tangan kami yang sudah bercincin bertumpu di atas roti ini untuk mengikat janji, hidup kekal dalam rekatan kasih Tuhan.

Roti di atas telapak tanganku masih begitu lembut, walau sudah kuabaikan selama seperempat abad dalam balutan debu. Begitu lembutnya, seakan dia berbisik saat kutempelkan di pipiku, "..datanglah kepadaku, kamu yang letih dan berbeban berat." Seakan ada kehangatan menjalar dari roti itu melalui pipiku. Bagai ada dua telapak tangan ibu tertangkup di kedua sisi pipiku.

Kutegakkan kepalaku dan kuraih telepon. "Maafkan aku, sayang... Selamat ulang tahun. Tuhan mengasihimu, juga aku..."

(ditulis secara khusus untuk mengingatkan: bulan ini adalah bulan kitab suci nasional )

Friday, August 24, 2007

Roti berdebu itu telah tersimpan selama 25 tahun (bagian satu)


25 tahun? Astaga!
Kubanting tubuhku ke atas sofa. Balutan kain sofa selembut sutera membenamkan tubuhku. Juga pikiranku.
Selama itukah aku sudah menikah? Ah, kuhela napasku sehabis-habisnya. Kulepaskan penat yang kutahan selama 25 tahun. Pandangan mataku menyisir seluruh isi ruangan. Deretan kristal dan guci Tiongkok tak cukup mampu menahan sapuan pandanganku kecuali... foto besar persis di depan mataku. Kuangkat punggungku dan kuhampiri foto besar bergambar diriku dan suamiku dalam balutan baju pengantin nan menawan. Tak dapat kutahan saat air dingin menggenang di pelupuk mataku.
***

Jemariku menelusuri bagian demi bagian foto itu. Ah, semestinya di sudut ini ada sepotong tangan keponakanku yang nyelonong ikut berpose. Dan di tanganku semestinya tergenggam rangkaian bunga tangan dengan warna-warni. Ada merah, ungu, hijau, dan putih. Teman-teman gerejaku yang sengaja merangkainya. Konon mereka berpatungan sepuluh ribu rupiah per orang untuk membeli rangkaian bunga itu.
“Foto ini tidak cocok dipasang di sini, Elen.” nasehat Greis, salah seorang anggota tim manejemenku yang paling tua. Saat itu aku baru saja membeli rumah besar ini.
“Ruang ini adalah mimbarmu, Elen. Kapan pun media mewawancaraimu, lakukan hanya di tempat ini.” Nasehat Greis setengah memaksa. “Kupilihkan sofa paling elegan untukmu. Dan foto itu, kalaupun kamu memaksa ingin tetap terpasang, ijinkan aku untuk sedikit mengeditnya.” lanjut Greis.
Aku mengangguk. Aku percaya pada Greis. Karier dan hidupku kupercayakan sepenuhnya pada Greis. Dia pengatur yang tangguh, dan keras.
***

“Tidak perlu terlalu sentimentil, Elen” kata Greis saat mengantar foto besar itu ke rumahku. “Kamu butuh pencitraan, Elen. Deretan kristal, sofa bermerk, tangga melingkar, dan foto ini akan menjadi setting yang elegan untuk setiap sesi wawancaramu.” papar Greis yakin. “Toh kamu masih menyimpan foto aslinya, kan?”
Lagi-lagi aku cuma mengangguk.
Aku tersentak saat Greis mulai merobek kertas coklat pembungkus foto besar itu. Tapi aku tidak ingin menampakkan keterkejutanku pada Greis. Kasihan, dia sudah berusaha keras mencari editor foto terbaik di negeri ini.
Foto itu telah berubah total. Wajahku lebih halus tentu saja. Juga wajah suamiku, tampak pipinya lebih berisi. Tak ada lagi tangan nyelonong keponakanku. Bunga tangan kini berubah menjadi bunga putih semuanya. Rangkaiannya lebih besar berbalut pita menjuntai hingga lantai. Dinding gereja di latar belakang diubah menjadi gereja klasik lengkap dengan pilar-pilar menjulang. Dan... sosok Pastor Hanzen yang semula berdiri diantara kami (dan tangannya merengkuh pundak kami) telah dihilangkan!
Kutepis segera keinginan untuk memprotes Greis. Ah, tidak. Toh seperti kata Greis, aku masih menyimpan foto aslinya. Kapanpun aku bisa melongoknya di album foto.
***


Orang mengenalku sebagai pribadi yang smart, anggun, cerdas, dan paham betul isi dunia. Lagi-lagi kecerdasan Greis dan strateginya yang jitu dan kadang menyerempet bahaya telah mengantarkanku pada citra sehebat itu.
“Citra diri adalah jalur cepat meraih kesuksesan, Elen” papar Greis. “Citra diri bakal membuatmu gampang potong kompas untuk masuk komunitas manapun. Mendekati siapa pun. Meraih apa pun. Yakinlah itu!”
Greis menemukan diriku saat masih menjadi wedding singer. Selanjutnya tangan dingin Greis menyulapku menjadi figur publik. Tak hanya sekadar penyanyi, tapi juga MC, host acara TV, model iklan, pemain teater, dan terakhir orang mengenalku sebagai penulis buku bestseller! Semua berkat citra yang dibangun oleh greis. Tidak sekadar “memelihara” wartawan, tapi juga membangun weblog senilai puluhan juta rupiah yang dikawal empat penulis handal.
Hidupku adalah citraku. Hari-hariku adalah gemerlap, glamour, dan kerling kesuksesan nan menggoda.
***

Kembali kubenamkan tubuhku ke dalam sofa hangat. Tak sengaja ujung jemariku menyentuh ponsel yang tergeletak di sandaran sofa. Kutarik lagi tanganku menjauhi ponsel itu. Masih terngiang di telingaku, bagaimana suamiku melampiaskan kegusaran dan kemarahannya lewat ponsel. Semata-mata karena aku membatalkan kue ulang tahun pernikahan yang dipesannya! Keterlaluan. Apa hak dia memarahiku? Lagipula kue itu terlalu kecil dan norak. Sangat tidak matching dengan dekorasi yang telah kusiapkan sejak sebulan lalu.
Lagipula (sekali lagi kukatakan) apa hak dia memarahiku? Bukankah apapun yang dia beli toh berasal dari keringatku, bahkan celana dalampun tak sanggup dia beli sendiri!
25 tahun aku bersuami. 25 tahun aku hidup dalam dunia muslihat pencitraan.
Kupejamkan mataku dalam kepenatan yang luar biasa.
Beri aku sedikit waktu untuk merangkai mimpiku sesukaku.
Nanti, kuceritakan lagi, betapa kosongnya perkawinan dan hidupku. Tidak hanya sehari dua hari, tapi sepanjang seperempat abad!

Salam,
Elen...

original post by anang, yb

Wednesday, August 22, 2007

The show must GOGON..!


Mas Gogon ketangkep polisi. Kasusnya juga nggak begitu elit. Bukan nilep dana bantuan tsunami, atau dana bantuan operasional sekolah. Bukan pula nyunat dana kesehatan masyarakat. Gogon ketangkep karena nyabu. Duuh... sama sekali nggak ada kerennya, kasusnya kelas rakyat banget!
Jeleknya lagi, Mas Gogon ditangkep pas lagi kumpul kebo. Beberapa infotainment malah bilang, Mas Gogon ditangkep gara-gara temen kumpul kebonya "nyanyi" setelah sebelumnya bertengkar entah karena apa.
Ya udah, nasibmu lagi apes saja, Mas Gogon. Dalam budaya Jawa, Mas Gogon telah melanggar dua dari 'mo limo" yang dilarang, yakni madat dan madon (main perempuan). Dua hal yang -sayangnya- memang tampak renyah dan enak. Buktinya banyak komedian tersandung dua hal ini.
Tabah saja, Mas Gogon dan jangan gampang tergiur khususnya saat di penjara nanti. Soalnya konon di penjara justeru narkoba lebih gampang didapat dan... murah lagi!

original post by anang, yb

Saturday, August 18, 2007

17 Agustus 2007: Dollar Makin Gagah - Nuker Cek Adsense aja..


Tengah bulan ini, kok ya Dollar makin sombong aja. Bahkan rupiah musti menghargai dollar setinggi (nyaris) sembilan ribu lima ratus.
Ya udah. Mumpung cek dari Google Adsense cuma numpuk di meja komputer, mending diduitin aja.
Lumayan, bisa buat nyalurin hobi jalan-jalan ke mall...


original post by anang, yb

17 Agustus 2007: Genap 62 Tahun Republik Ini Berdiri



62 tahun berdiri...? Capeekk deehh....!
(capek ngantri minyak goreng, capek ngantri beras murah, capek nunggu sekolah dibetulin, capek liat badut senayan..)
original post by anang, yb

Friday, July 20, 2007

Memoar Sobron Aidit: Blog Untuk Tuhan


"Ada orang mengatakan
bahwa PKI itu anti agama,
tidak beragama, atheis.
Kukira ini benar....
Golkar dan PDI pun
tidak ada agamanya."



Cerita tentang PKI layaknya kisah tentang Snow White. Dari generasi ke generasi dongeng itu diwariskan dengan alur cerita, tokoh, serta pesan yang nyaris sudah baku.
Makanya, kemunculan buku-buku bertema 'sisi lain PKI' bisa menjadi pelepas dahaga. Biarpun cara sebagian orang menanggapi kisah sedih korban stigma orde baru itu bak menonton di bioskop, air mata berderai, perasaan dicabik-cabik, terharu, namun kaki tetap tersilang, tangan merogoh popcorn dan mulut menyeruput Coca-Cola! Mata mak-nyes, namun lidah mak-nyuus..

***

Membaca memoar Sobron Aidit bertajuk Surat Kepada Tuhan ibarat menelusuri posting demi posting sebuah blog. Catatan-catatan penulis tentang apa yang dialami dan dirasakan selama dua periode, Orde Lama dan Orde Baru dirajut dalam tulisan bergaya personal essay.. Ada 46 cerita lepas yang beberapa diantaranya berjudul sama misalnya cerita Seputar Jakarta dan Catatan Seorang Pensiunan yang masing-masing terdiri dari 6 kisah.

Layaknya gaya blog maka jangan terlalu berharap untuk menemukan klimaks atau pesan yang haru-biru di setiap cerita. Banyak cerita yang ringan mengalir seperti melodi gubahan Obbie Messakh. Tapi jangan khawatir. Beberapa kisah juga dituturkan dengan gaya meledak-ledak dan tanpa tedeng aling-aling. Misalnya tentang pak tua, seorang tokoh Menteng 31, si penjilat Soeharto, pemuja kegagahan masa lalu. (Silakan Anda tanyakan pada Google, apa itu Menteng 31).

**

Soal stigma anti-Tuhan yang dilekatkan pada orang-orang PKI, Sobron Aidit punya pembelaan. banyak teman yang ragu-ragu sikap kami terhadap agama, tutur Sobron Aidit mengawali cerita sekitar agama dan doa (hal 220). Kuceritakan bahwa semua saudaraku, abangku, dan saya sendiri sejak kecil ditanamkan menaati agama.
Ada yang menyanggah, "Ah, masa sih, apa betul abangmu itu juga tamat Quran? Kan dia gembongnya PKI. Apa bisa baca Quran?". Kukatakan dia bisa, bahkan tamat baca Quran. karena setiap kami menamatkan Al-Quran, selalu diadakan kenduri.
Yang kuingat benar, tidak ada di antara kami yang tidak beragama, apalagi yang anti agama. Sesudah besar dan dewasa, barulah punya pikiran yang luas-bebas, tetapi tidak ada yang anti agama.

***

Buku ini ditutup dengan kisah kepulangan Sobron Aidit ke kampung halamannya, Belitung. Begitu sampai di Belitung, tidak seorang pun yang menawari menginap di rumahnya, tutur Sobron. Keluarga yang dekat pun pura-pura tidak tahu dan tidak peduli. Rasanya asing,sudah pulang ke kampung halaman tempat kelahiran, tetapi tidak ada yang menyambut, tidak ada yang menawari menginap dan makan di rumahnya.

Ya, ketika isak tangis, keluh kesah, serta teriakan kepada sesama sudah tak bersambut, ke mana lagi harus minta tolong? Dalam keadan tak berdaya seperti itu, siapa pun, akan merasa seperti hidup sendirian. Bahkan sahabat karib yang dipercaya sekalipun satu per satu pergi menjauh. Hidup terasa hampa. Tak berarti lagi.
Satu-satunya harapan ialah menyampaikan segalanya kepada Yang Di Atas. Begitulah yang dialami Sobron Aidit, si penyandang stigma PKI, si komunis, tukang jagal, insan tak bertuhan. Tak berharap bahwa nanti ada yang peduli, keluh kesah itu ia tulis dalam deretan Surat Kepada Tuhan.

Resensi Buku berjudul Memoar Sobron Aidit: Surat Kepada Tuhan, Grasindo Jakarta.

original post by anang, yb

Monday, July 16, 2007

Melepaskan Diri Dari Madat Blog


Seberapa adiktif blog dalam hidup kamu?

Hari-hari ini saya seperti disadarkan betapa blog telah menjadi candu. Tiada hari tanpa ngeblog. Mulai nyiapin posting 2-3 tulisan per minggu, blogwalking sambil meninggalkan jejak di shoutbox ataupun di kolom komentar, cari disain template yang keren, ngintip forum sana-sini dll...
Ngeblog tampaknya telah sejajar dengan kebiasaan chatting, main game online atau game sudoku. Bila sudah adiktif, maka banyak hal lain menjadi 'tidak kepegang'.
Bukan berarti ngeblog tidak ada manfaatnya bagi saya, ya. Pasti ada dong. Dari blog saya banyak teman baru, hobi menulis ada penyaluran, sekali-dua tulisan kita menang kontes, cerpen lolos seleksi, dipercaya menjadi kontributor artikel di salah satu web.
Tapi ya itu tadi. Ada keinginan kuat dalam diri untuk melakukan refleksi, apakah saya sudah terjerumus dalam kebiasaan madat blog?
Nah..., buat menguji itu, sepertinya saya perlu pisah ranjang untuk sementara waktu dengan blog. Tulisan tentang Sobron Aidit (setelah posting ini) akan menjadi posting sahur sebelum akhirnya ritual puasa blog akan dimulai.
Sampai seberapa lama pisah ranjangnya? Yah mungkin berhari-hari. Atau mungkin juga hanya sehari. Tergantung seberapa kuat saya menanggung sakaw blog :D

original post by anang, yb

Wednesday, July 11, 2007

Read Notify - lets you know when email you've sent gets read


Bagaimana cara Anda mengetahui bahwa email yang Anda kirim sudah dibaca si penerima? Gampang... kirim aja SMS:
Eh, barusan gue kirim email. Udah dibaca belon?

Hehehe.. cara primitif tapi paling efektif! Nah, pingin selangkah lebih maju? Cobalah ReadNotify suatu program yang mampu mendeteksi apakah email yang sudah Anda kirim sudah dibuka, dibaca, atau bahkan di-forward. Cuma itu? Tentu tidak. Coba lihat daftar kemampuan ReadNotify di bawah ini:
- menyajikan informasi tanggal dan jam email dibuka
- Lokasi penerima email
- IP Address
- Menyajikan peta lokasi penerima
- Berapa lama email dibuka/dibaca
- dll...

Bagaimana cara menggunakan ReadNotify?
Begini, ada dua cara yang bisa anda pilih:
Cara pertama: tambahkan .readnotify.com di daftar alamat penerima email
atau
Cara kedua: install saja ActiveTracker plugin

Penyedia jasa ini menjamin tidak ada malware, spyware ataupun virus yang membonceng program ini.

Bagaimana, Anda tertarik? Boleh kok kalau mau mencoba versi trial ReadNotify. Berlaku selama 2 minggu atau sebanyak 25 email, tergantung mana yang duluan tercapai.

Tapi tunggu dulu, program ReadNotify memang membantu bagi si pengirim email, tapi tidak bagi si penerima. Siapa sih yang mau dimata-matai. Makanya tidak aneh jika orang yang merasa gerah dengan adanya program ReadNotify mencoba mencari celah untuk menghindari program ini.

original post by anang, yb

Monday, July 09, 2007

Nikahilah aku secara resmi, dan kau pun boleh hutang


Anda berniat nikah siri ? Hoho...tunggu. jangan buru-buru memburu penghulu. Tampaknya nikah resmi tetaplah pilihan paling asyik. Setidaknya bila anda menikah secara resmi, anda punya kesempatan berutang di Bank Mandiri. Maksudnya?

Ini cerita tentang para pengrajin dan pengusaha kecil di Yogyakarta. Mereka saat ini belum sepenuhnya bisa bangkit setelah setahun lalu usahanya dilibas gempa nan dahsyat. Pingin sih cepat memulai usaha baru, namun lagi-lagi terhalang issu kewajiban menyediakan agunan. Lha, apa lagi yang mau diagunkan? Bongkahan tembok? Surat nikah? Yap.. itu tadi yang terakhir! Surat nikah... Eh beneran ya...

Begitulah. Karena sudah tidak memiliki harta berharga, maka yang diagunkan tinggallah surat nikah, sebab satu-satunya harta yang tertinggal ya tinggal itu. Sebenarnya pihak Bank Mandiri tidak keberatan andai para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha dan Perajin Kecil Mataram (Asperam) ini mengajukan kredit tanpa agunan, namun untuk membuktikan keseriusan mereka, ditempuhlah jalan dengan mencekal sementara waktu surat nikah si pengutang.

Lumayanlah. Bermodalkan surat nikah tersebut, para pengusaha kecil ini bisa mengantongi 15 juta hingga 20 juta sebagai tambahan modal.

Moga-moga uang sebesar itu tidak justeru mereka pakai untuk membuat surat nikah baru alias kawin lagi.

(diceritakan kembali dari berita WartaKota 2/7)

original post by anang, yb

Thursday, July 05, 2007

Satu Posting Satu E-book Gratis

Singkat saja, saya mau berbagi e-book. Pinginnya setiap kali posting satu cerita, setiap kali itu pula saya bisa memberikan satu e-book baru secara gratis.
Bagi yang belum sempat download e-book sebelumnya silakan download ebook di sini.
Salam!
original post by anang, yb

Wednesday, July 04, 2007

Ada lho mainan edukatif seharga dua ribu perak



Nggak semua mainan itu mahal lho.
bahkan barang-barang yang sebetulnya bukan mainan, bisa saja kita sulap jadi mainan yang menarik. Salah satunya kartu domino!
Kartu ini gampang diperoleh di toko atau warung terdekat, harganya pun cuman sekitar dua ribu perak.
Di tangan anda, kartu ini bisa lho jadi mainan edukatif, setidaknya anda bisa menggunakannya untuk mengenalkan bilangan dan operasi bilangan.
Permainan ini cocok untuk anak usia pra sekolah, ya sekitar 2-5 tahunan.

Apa saja yang bisa dilakukan dengan kartu ini? Simak deh beberapa contoh berikut ini:

a. Mengenalkan pola
Mainkan saja seperti bermain domino biasanya. Katakan bahwa anda pingin membuat kereta api yang panjaaaang.... Urutkan dengan cara menimpa setiap pola lingkaran yang sama. Apakah anak usia 2 tahun bisa? Tentu. Setidaknya sudah saya coba pada anak saya. Biarpun dia belum bisa membilang satu hingga sepuluh secara benar, tapi dengan melihat pola-pola lingkaran, bisa kok dia mengikuti permainan ini.

b. Belajar membilang
Kocoklah kartu, dan minta anak anda mengambil satu kartu. Temani dia untuk membilang setiap lingkaran di kartu. Cara ini sangat efektif dan menyenangkan. Setidaknya anak anda belajar menghitung satu hingga dua belas.

c. Belajar membandingkan
Setiap kartu domino dipisahkan dengan sebuah garis. Ajaklah anak anda menghitung jumlah bulatan di sebelah kiri, setelah itu hitung juga bulatan di sebalah kanan. Ayo mana yang lebih banyak? Mana juga yang lebih kecil...

d. Bila anak anda sudah memasuki usia TK, permainan bisa dilanjutkan dengan operasi penambahan. Bulatan di sisi kiri ditambah sisi kanan. Boleh juga anda lanjutkan dengan pengurangan atau bahkan perkalian.

gampang kan? Jadi orang tua memang musti kreatif, setidaknya agar anak tidak sekadar kenal Barbie dan Sponge Bob.

original post by anang, yb

Tuesday, July 03, 2007

Nonton F4 di Blitz Megaplex


Nggak bosen nonton di bioskop sesempit rumah tipe 21 ?

Nah... coba deh bioskop yang satu ini: Blitz Megaplex!
Blitz Megaplex adalah jaringan bioskop baru dengan konsep lebih metropolis. Simak saja kata sambutan saat anda bertandang ke situs Blitz Megaplex:
...Maksimalkan panca indra Anda. Lihat, dengar, hirup, sentuh dan coba semua yang ada di depan Anda. Pilihan film, pilihan lagu, aroma kopi dan pop corn, game room dan menu di cafe kami, kini siap melayani para Blitzers.

Iya deh...

Blitz Megaplex pertama kali hadir di Paris Van Java Bandung disusul kemudian di Lantai 8 Grand Indonesia, belakang rubuhan Hotel Indonesia, Jakarta. Sambil menunggu pintu teater dibuka, anda bakal dimanjakan oleh sederet TV plasma yang menayangkan semua trailer film yang diputar hari itu. Asyik nggak? Boleh juga kalau mau ngopi dulu di cafe, dengerin musik atau download lagu, atau berburu merchandise silakan saja.
So, tinggalkan cara lama menunggu film diputar: keleleran duduk manyun di lantai karpet lembab!

**

F4 yang saya tonton sekeluarga bukan film drama Asia dari Taiwan, walau karakter tokohnya ada miripnya. Ada yang kepala batu, mudah panas, atau suka ngilang. F4 yang ini adalah Fantastic Four, cerita rekaan yang sudah saya kenal sejak masih bersekolah dengan celana pendek :D
Seru nggak? Sst.. jujur saja film F4 masih kalah heboh dibandingkan Spiderman 3. Tapi jangan bilang-bilang ke anak saya ya, soalnya dia lebih suka dengan film F4.
Film F4 lebih ringan dan lebih sederhana alur ceritanya. Tidak serumit Spiderman 3. Tokoh antagonisnya, The Silver Surfer, juga lebih soft alias tidak meledak-ledak emosinya. Ini kali ya yang membuat anak-anak lebih gampang mencerna alur cerita? Tapi jangan kuatir. Efek visualnya keren habis, jadi nggak rugi kalau ngajak keluarga nonton bareng. Mumpung libur sekolah masih tersisa.
So, selamat menonton ya..

[sori, kalau lead posting ini nakal dan bermakna lain... sekadar niru kenakalan iklan Semen Holcim..]
original post by anang, yb

Thursday, June 28, 2007

Belum Juga Pakai GPRS ?


Sudah berapa kali anda ganti ponsel?
Mungkin anda tidak ingat lagi, atau memang tidak perlu diingat. Bisa jadi usia setahun sebuah ponsel sudah dianggap cukup uzur. Jadi musti ganti baru!
Nah, sayangnya nafsu untuk mengikuti model ponsel, jauuh.... lebih kencang daripada keinginan mengikuti perkembangan teknologinya. So, biarpun ponsel sudah ganti lima kali, tetap saja si dia cuma dipakai untuk halo-halo, kirim SMS, nge-game, dan gonta-ganti ringtone.

Mengapa tidak mencoba pakai GPRS, khususnya mengakses internet via ponsel?
Mahal? Nggak juga kok! Bahkan lebih murah dibandingkan kirim SMS...
Bener nih..? Iya! Coba baca kalkulasi saya dibawah ini. Oh ya, asumsi biaya yang saya pakai adalah Rp. 15/Kb.

Cek email:
a. Login/masuk mailbox --> sekitar 3 Kb (Rp. 45)
b. Buka email tunggal --> sekitar 2 Kb (Rp. 30)
c. Buka email milis daily diggest --> sekitar 7 Kb (Rp. 105)
d. Kirim email --> sekitar 2 Kb (Rp. 30)

Cek Account Google Adsense
a. Login --> sekitar 3 Kb (Rp. 45)
b. Buka report --> sekitar 2 Kb (Rp. 30)

Akses webpage
www.kompas.com --> sekitar 6 Kb (Rp. 90)
www.detik.com --> sekitar 6 Kb (Rp. 90)
www.jejakgeografer.com --> sekitar 10 Kb (Rp. 150)


Nah loo... Masih bilang mahal?

Ini rahasianya, mengapa bisa murah dan ngirit:
Pertama, gunakan browser Opera Mini. Konon browser ini bisa mengurangi besar file hingga 80%. Ini kata tabloid, saya sendiri tidak punya alat ukurnya :D

Kedua, non-aktifkan loading gambar dan animasi. Lagian apa yang bisa dilihat kalau screen ponsel kita cuma segede foto di ijazah?


Anda bebas men-download Opera Mini di situs www.operamini.com. Jangan ragu juga untuk mencoba gmail for mobile phone.

So, lupakan desas-desus yang mengatakan GPRS itu mahal.
Dengan GPRS, bertualang dimanapun bakal lebih tenang karena tak tak perlu celingukan cari warnet!





original post by anang, yb

Tuesday, June 26, 2007

Pondok Untuk Pak Totok


Selamat pagi, Tuhan!
Semoga bagiMu tidak ada hari yang terlalu pagi untuk menyapaMu.
Entah kenapa hari ini aku terusik dengan sepenggal tanya yang dilontarkan sahabatku, "Why I’m So Special..."
Ah, apa benar aku cukup spesial...
Spesial di mata siapa? Bagi kedua buah hatiku? Bagi pasangan hidupku? Atau, cukup spesialkah aku dimataMu? Uups, sorry, Tuhan! Aku yakin bahwa engkau menciptakanku bukan dengan template. Aku memang kau ciptakan unik, tanpa padanan. Tapi, cukup spesialkah diriku? Setidaknya siapakah diriku hingga kau pakai untuk memimpin beberapa umatMu sebagai seorang ketua lingkungan?
Tak henti kulantunkan lagu ini sebagai luapan tanya tak berujung:
“hanya debulah aku.. di alas kakiMu, Tuhan...”


***

Tuhanku,
Apakah Engkau memakai diriku karena bekal kemampuan merangkai kata lewat tulisan yang kau lekatkan didiriku?
Ya, moga-moga Engkau masih ingat apa yang kulakukan dua bulan lalu untuk Pak Totok.
Awalnya, otakku terlalu tumpul untuk memilih acara paskah yang paling berkesan di tahun ini. Untung saja Engkau buka mataku! Engkau perlihatkan sosok Pak Totok pada saat yang tepat.


Nama lengkapnya adalah Agustinus Budiasto. Pada usia mendekati senja (64 tahun) dia tinggal di saung non-permanen. Saung tersebut hanya berupa material kayu-kayu bekas, tanpa pintu, tanpa tempat tidur yang cukup panjang untuk meluruskan punggung, tanpa dinding, dan pasti bocor bila hujan. Saung ini berdiri di sebelah areal yang dulunya diperuntukkan bagi pembuangan sampah sementara. Keberadaan dan kondisi saung ini sangat kontras dengan bangunan di sekitarnya yang rata-rata sudah berlantai dua.

Kehidupan ekonomi Pak Totok pun sama memprihatinkan seperti kondisi tempat tinggalnya. Oleh masyarakat sekitar, Pak Totok dipercaya menjadi petugas keamanan dengan honor sekitar tiga ratus ribu per bulan. Untunglah kehidupan religiositas Pak Totok mampu menjadi teladan bagi umat yang lain. Setiap minggu dia pasti menghadapMu di gereja jam enam pagi. Bila tak cukup uang untuk membayar angkot, dia pakai sepedanya, atau kalau tidak, ditempuhnya dengan jalan kaki walau perlu satu jam untuk sampai ke rumahMu. Sungguh teladan yang luar biasa.


Tak ada hal lain yang kupikirkan selain keinginan melakukan “bedah rumah” untuk Pak Totok!
Berbekal talenta ‘membual” lewat tulisan yang Kau berikan padaku, kubuat selebaran provokasi untuk umat di lingkunganku. Ini dia tulisan untuk mengompori mereka:

Kami menantang Anda untuk memberikan satu ide dalam rangka gerakan AKSI NYATA PASKAH! Kira-kira kegiatan apa yang paling dibutuhkan dan bermanfaat untuk sesama kita? Apakah mengunjungi panti asuhan dengan menyewa bis seharga 1 juta? Atau membagi berkarung-karung beras? Atau cukup dengan merebus telur dan mengundang anak-anak untuk mencarinya?
Ataukah justeru di sekitar rumah Anda ada umat Tuhan yang basah kedinginan saat hujan, perut koroncongan saat anda tak sanggup lagi menghabiskan makan malam ? Apa yang bisa Anda perbuat untuk orang-orang seperti mereka ?


Hahaha.. kadang aku merasa terlalu nakal dalam memprovokasi. Tapi biarin! Dan nyatanya segalanya menjadi begitu mudah untuk dilaksanakan.
“Saya mau menyumbang batu bata. Kebetulan masih ada beberapa ratus bata tidak terpakai di depan rumah saya,” kata Pak Aliang. Ah, begitu mengharukan. Kenapa? Ya karena Pak Aliang adalah buruh pabrik. Istrinya korban PHK sehingga setiap sore selepas kerja di pabrik, Pak Aliang masih harus nongkrong di pintu tol Bekasi timur untuk menjadi tukang ojek sampai larut malam.

Masih dengan modal talenta menulis, kubuat proposal ke gereja. Sejujurnya Tuhan, aku begitu pesimis, proposal ini apakah bakal dilirik. Sebab hanya kegiatan yang diperuntukkan bagi banyak orang yang biasanya mendapat dana. Sementara kegiatanku semata-mata untuk kepentingan satu orang. Pak Totok saja.
Tapi kuyakin, Engkau pasti turut bekerja. Proposal pun kususun. Untuk mengetes apakah proposal tersebut punya “daya magis”, kusuruh sahabatku, Pak Sius untuk membacanya. Siapa itu Pak Sius? Hehe.. dia orang Flores, lumayan galak, kalau ngomong tak pernah bisa pelan. Kalau lagi emosi hiii..
Aku bersyukur. Pak Sius matanya berkaca-kaca saat membaca proposalku... Heheehe, kena kau!
Tuhanku, segalanya benar-benar menjadi mudah. Banyak yang tergerak mengulurkan tangan. Dan singkat cerita, enam hari cukup untuk mewujudkan pondok untuk Pak Totok...



Tuhan, terima kasih atas bekal talenta dariMu. Semua ini menjadikanku unik dan semoga cukup spesial bagi sesama. Terima kasih atas pelibatan diriku dalam karya penciptaanMu yang terus berlangsung. Kini dan sepanjang masa.

“JanjiMu seperti fajar pagi hari...
yang tiada pernah terlambat bersinar...
CintaMu seperti sungai yang mengalir...
Dan kutahu betapa dalam kasihMu!”


original post by anang, yb