Thursday, June 28, 2007

Belum Juga Pakai GPRS ?


Sudah berapa kali anda ganti ponsel?
Mungkin anda tidak ingat lagi, atau memang tidak perlu diingat. Bisa jadi usia setahun sebuah ponsel sudah dianggap cukup uzur. Jadi musti ganti baru!
Nah, sayangnya nafsu untuk mengikuti model ponsel, jauuh.... lebih kencang daripada keinginan mengikuti perkembangan teknologinya. So, biarpun ponsel sudah ganti lima kali, tetap saja si dia cuma dipakai untuk halo-halo, kirim SMS, nge-game, dan gonta-ganti ringtone.

Mengapa tidak mencoba pakai GPRS, khususnya mengakses internet via ponsel?
Mahal? Nggak juga kok! Bahkan lebih murah dibandingkan kirim SMS...
Bener nih..? Iya! Coba baca kalkulasi saya dibawah ini. Oh ya, asumsi biaya yang saya pakai adalah Rp. 15/Kb.

Cek email:
a. Login/masuk mailbox --> sekitar 3 Kb (Rp. 45)
b. Buka email tunggal --> sekitar 2 Kb (Rp. 30)
c. Buka email milis daily diggest --> sekitar 7 Kb (Rp. 105)
d. Kirim email --> sekitar 2 Kb (Rp. 30)

Cek Account Google Adsense
a. Login --> sekitar 3 Kb (Rp. 45)
b. Buka report --> sekitar 2 Kb (Rp. 30)

Akses webpage
www.kompas.com --> sekitar 6 Kb (Rp. 90)
www.detik.com --> sekitar 6 Kb (Rp. 90)
www.jejakgeografer.com --> sekitar 10 Kb (Rp. 150)


Nah loo... Masih bilang mahal?

Ini rahasianya, mengapa bisa murah dan ngirit:
Pertama, gunakan browser Opera Mini. Konon browser ini bisa mengurangi besar file hingga 80%. Ini kata tabloid, saya sendiri tidak punya alat ukurnya :D

Kedua, non-aktifkan loading gambar dan animasi. Lagian apa yang bisa dilihat kalau screen ponsel kita cuma segede foto di ijazah?


Anda bebas men-download Opera Mini di situs www.operamini.com. Jangan ragu juga untuk mencoba gmail for mobile phone.

So, lupakan desas-desus yang mengatakan GPRS itu mahal.
Dengan GPRS, bertualang dimanapun bakal lebih tenang karena tak tak perlu celingukan cari warnet!





original post by anang, yb

Tuesday, June 26, 2007

Pondok Untuk Pak Totok


Selamat pagi, Tuhan!
Semoga bagiMu tidak ada hari yang terlalu pagi untuk menyapaMu.
Entah kenapa hari ini aku terusik dengan sepenggal tanya yang dilontarkan sahabatku, "Why I’m So Special..."
Ah, apa benar aku cukup spesial...
Spesial di mata siapa? Bagi kedua buah hatiku? Bagi pasangan hidupku? Atau, cukup spesialkah aku dimataMu? Uups, sorry, Tuhan! Aku yakin bahwa engkau menciptakanku bukan dengan template. Aku memang kau ciptakan unik, tanpa padanan. Tapi, cukup spesialkah diriku? Setidaknya siapakah diriku hingga kau pakai untuk memimpin beberapa umatMu sebagai seorang ketua lingkungan?
Tak henti kulantunkan lagu ini sebagai luapan tanya tak berujung:
“hanya debulah aku.. di alas kakiMu, Tuhan...”


***

Tuhanku,
Apakah Engkau memakai diriku karena bekal kemampuan merangkai kata lewat tulisan yang kau lekatkan didiriku?
Ya, moga-moga Engkau masih ingat apa yang kulakukan dua bulan lalu untuk Pak Totok.
Awalnya, otakku terlalu tumpul untuk memilih acara paskah yang paling berkesan di tahun ini. Untung saja Engkau buka mataku! Engkau perlihatkan sosok Pak Totok pada saat yang tepat.


Nama lengkapnya adalah Agustinus Budiasto. Pada usia mendekati senja (64 tahun) dia tinggal di saung non-permanen. Saung tersebut hanya berupa material kayu-kayu bekas, tanpa pintu, tanpa tempat tidur yang cukup panjang untuk meluruskan punggung, tanpa dinding, dan pasti bocor bila hujan. Saung ini berdiri di sebelah areal yang dulunya diperuntukkan bagi pembuangan sampah sementara. Keberadaan dan kondisi saung ini sangat kontras dengan bangunan di sekitarnya yang rata-rata sudah berlantai dua.

Kehidupan ekonomi Pak Totok pun sama memprihatinkan seperti kondisi tempat tinggalnya. Oleh masyarakat sekitar, Pak Totok dipercaya menjadi petugas keamanan dengan honor sekitar tiga ratus ribu per bulan. Untunglah kehidupan religiositas Pak Totok mampu menjadi teladan bagi umat yang lain. Setiap minggu dia pasti menghadapMu di gereja jam enam pagi. Bila tak cukup uang untuk membayar angkot, dia pakai sepedanya, atau kalau tidak, ditempuhnya dengan jalan kaki walau perlu satu jam untuk sampai ke rumahMu. Sungguh teladan yang luar biasa.


Tak ada hal lain yang kupikirkan selain keinginan melakukan “bedah rumah” untuk Pak Totok!
Berbekal talenta ‘membual” lewat tulisan yang Kau berikan padaku, kubuat selebaran provokasi untuk umat di lingkunganku. Ini dia tulisan untuk mengompori mereka:

Kami menantang Anda untuk memberikan satu ide dalam rangka gerakan AKSI NYATA PASKAH! Kira-kira kegiatan apa yang paling dibutuhkan dan bermanfaat untuk sesama kita? Apakah mengunjungi panti asuhan dengan menyewa bis seharga 1 juta? Atau membagi berkarung-karung beras? Atau cukup dengan merebus telur dan mengundang anak-anak untuk mencarinya?
Ataukah justeru di sekitar rumah Anda ada umat Tuhan yang basah kedinginan saat hujan, perut koroncongan saat anda tak sanggup lagi menghabiskan makan malam ? Apa yang bisa Anda perbuat untuk orang-orang seperti mereka ?


Hahaha.. kadang aku merasa terlalu nakal dalam memprovokasi. Tapi biarin! Dan nyatanya segalanya menjadi begitu mudah untuk dilaksanakan.
“Saya mau menyumbang batu bata. Kebetulan masih ada beberapa ratus bata tidak terpakai di depan rumah saya,” kata Pak Aliang. Ah, begitu mengharukan. Kenapa? Ya karena Pak Aliang adalah buruh pabrik. Istrinya korban PHK sehingga setiap sore selepas kerja di pabrik, Pak Aliang masih harus nongkrong di pintu tol Bekasi timur untuk menjadi tukang ojek sampai larut malam.

Masih dengan modal talenta menulis, kubuat proposal ke gereja. Sejujurnya Tuhan, aku begitu pesimis, proposal ini apakah bakal dilirik. Sebab hanya kegiatan yang diperuntukkan bagi banyak orang yang biasanya mendapat dana. Sementara kegiatanku semata-mata untuk kepentingan satu orang. Pak Totok saja.
Tapi kuyakin, Engkau pasti turut bekerja. Proposal pun kususun. Untuk mengetes apakah proposal tersebut punya “daya magis”, kusuruh sahabatku, Pak Sius untuk membacanya. Siapa itu Pak Sius? Hehe.. dia orang Flores, lumayan galak, kalau ngomong tak pernah bisa pelan. Kalau lagi emosi hiii..
Aku bersyukur. Pak Sius matanya berkaca-kaca saat membaca proposalku... Heheehe, kena kau!
Tuhanku, segalanya benar-benar menjadi mudah. Banyak yang tergerak mengulurkan tangan. Dan singkat cerita, enam hari cukup untuk mewujudkan pondok untuk Pak Totok...



Tuhan, terima kasih atas bekal talenta dariMu. Semua ini menjadikanku unik dan semoga cukup spesial bagi sesama. Terima kasih atas pelibatan diriku dalam karya penciptaanMu yang terus berlangsung. Kini dan sepanjang masa.

“JanjiMu seperti fajar pagi hari...
yang tiada pernah terlambat bersinar...
CintaMu seperti sungai yang mengalir...
Dan kutahu betapa dalam kasihMu!”


original post by anang, yb

Thursday, June 21, 2007

Bontong adalah pesuruh. Bontong punya 800 juta. Betulan!


Bontong tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya.
Lembaran uang kertas berwarna biru tua dia lambai-lambaikan di depan wajah saya.
"Bapak yang tadi baik banget dah. Kembaliannya buat saya, katanya. Apa emang gitu ya kebanyakan orang Irian?"
Ah, dasar Bontong.
***

Bontong belum lama saya kenal. Kesempatan bertemu dia pun hanya terjadi bila boss-nya meminta saya mengajar GIS secara freelance. Bontong adalah anak Betawi asli. Usianya sekitar sepuluh tahun lebih muda dibanding saya. Seperti orang betawi lainnya, cara dia berbicara tidak langsung bisa saya mengerti. Terlalu brebet, dialek seperti gagap tapi cepet dan nggak ada pelannya. Pokoknya bayangin deh cara ngomong Mpok Nori. Begitulah cara Bontong berbicara.
"Boss kemaren nanya ama saya, mau nggak bantu-bantu ngasih makan peserta training. Saya mah mau aja, ya Pak. Kerja apa aja yang penting halal. Barokah." cerita Bontong kepada saya.
Soal kelompok primordial yang lagi marak di Jakarta, Bontong punya pendapat tersendiri. "Saya mah nggak mau ikut porum-porum begituan. Males. Pesen bapak saya, mending saya nyari makan aja. Nggak boleh ikut yang begitu-begituan. Makanya saya mending kerja apa aja. Lagian malu ama pendatang kayak Pak Anang." Ooo.. gitu ya.
***

Bontong adalah pesuruh. Dia yang bertanggung-jawab soal makan siang, snack, kopi, dan foto copy. Bila perlu dia bisa disuruh apa saja oleh siapa saja, termasuk saya maupun peserta training. Makanya dia selalu antusias bila ada peserta training (yang kebanyakan berasal dari Indonesia Timur) meminta tolong untuk membelikan buku referensi.
"Mending nyarinya jangan di Gramed pak. Beli di emperan Kwitang aja." kata dia. "Di sana mah murah habis. Bisa selisih banyak apalagi kalau kita pinter nawar."
Iya deh. Peserta training cuma bisa manggut-manggut karena toh mereka juga tidak paham di mana letak Gramedia dan di mana letak Kwitang.
Kalau sudah begitu, Bontong bakal segera melesat ke Kwitang dengan naik Metromini. Dan ujung-ujungnya -dengan ikhlas- peseerta training akan merelakan uang kembalian. Toh paling cuma lima puluh ribu. Jauh lebih murah dibandingkan resiko dikerjain sopir taksi jakarta.
***

Saya sempat rada shock sewaktu bossnya Bontong bercerita soal siapa sebenarnya pesuruh lugu itu. "Duit dia banyak lho, Pak." Kata Pak Eko bossnya Bontong. "Jangankan beli mobil, hotel ini aja bisa dia beli."
Awalnya saya mengira Pak Eko sedang bermetafora. Ternyata tidak.
"Kemarin dia cerita ke saya kalau habis kena gusur lagi. Bapak tau berapa duit yang dia dapat?" tanya Pak Eko.
Saya males menjawab. Emang berapa sih duit untuk korban gusuran? Retoris banget!
"Jangan kaget ya, pak" lanjut Pak Eko tanpa menunggu jawaban saya. "Delapan ratus juta!"
Busyeeet dah! Saya menepuk jidat keras-keras. Sejuta tahun saya main google adsense atau jualan citra satelit atau ngasih training GIS juga kagak bakal segitu hasilnya.
Jalan hidup Bontong telah meledek nasib saya! Bener-bener telak!
***

Banyak duit tidak membuat Bontong kawin lagi. Soalnya dia memang masih bujang.
Kata dia, enam ratus juta dia depositokan. Sisanya masuk rekening tabungan. Saat ini dia sedang mengincar tanah di Depok.
"Pokoknya, kalau mau beli tanah jangan pas kita lagi butuh, Pak. Justeru cari penjual yang lagi butuh duit." kata Bontong berbagi kiat. Saya mengangguk saja. Dalam hati saya berkata, jangankan beli tanah di Jabotabek. Rumah saya di Bekasi saja masih kredit.
Yah, begitulah Bontong. Masih lugu, katro', dan kadang sulit dipahami dengan frame masyarakat metropolis.
***

"Tong..," panggil Pak Eko -bossnya Bontong- seusai pelatihan. "Nih ada satu kue buat keponakan lu. Sayang kalau dibuang." kata Pak Eko sambil membuka kardus snack peserta training yang masih menyisakan sebiji roti Holland.
Bontong menerima bolu kukus itu dengan mata berbinar-binar.


original post by anang, yb

Thursday, June 14, 2007

Mommy I'm Here!

Anda berencana menonton Jakarta Fair?
Aha, saya punya satu tips agar buah hati Anda tidak terpisah di tengah-tengah keriuhan bazaar terbesar di Indonesia tersebut.
Kenakan saja Child Locator di sepatu Anak Anda. Niscaya kecil kemungkinan Anak Anda akan terpisah dari Anda. Child locator sendiri merupakan bentuk lain dari receiver GPS dalam bentuk mini, simpel, tahan air dan tahan goncangan serta didukung oleh baterai yang tahan lama.

Rata-rata Child Locator berbentuk unik agar disukai oleh anak-anak. Lihat saja model Child Locator bermerk Mommy I'm Here! ini. Wow, Teddy Bear, Mom!

Alat ini punya banyak julukan. Selain Child Locator, beberapa produsen menamainya Child Finder, Child Tracking, dll.

Berminat ? Coba deh jalan-jalan ke Mangga Dua. Siapa tahu Anda tertarik..

[gambar dari http://www.brickhousesecurity.com/ ]


original post by anang, yb

Wednesday, June 13, 2007

Resensi e-book Mindset Sukses sudah ada pemenangnya



"Dapat hadiah apa dari Jennie?" begitu tulis istri saya lewat SMS.
"Jalan-jalan ke San Fransisco.." balas saya bercanda.
Ya syukurlah, bila dewan juri memutuskan resensi saya sebagai yang terfavorit.
Terima kasih buat beberapa ucapan selamat yang ditujukan ke saya. Kalian juga hebat. Moga-moga pujian ini tidak membuat saya besar kepala dan being sombong (TAG ini saya curi dari mana hayo..)

Soal pujian, kawanku pernah berujar: terima saja setiap pujian, jangan berkelit. Sebab jika kau berkelit itu artinya kau haus pujian. Minta lagi dan lagi.
Cukup sampaikan satu kalimat penutup: terima kasih atas pujiannya, Andapun hebat dan saya pun mengagumi Anda. Lebih bagus lagi kalau Anda mampu menyampaikan secara detail apa yang Anda kagumi dari dia, agar tidak ada kesan Anda sekadar berbasa-basi.

Oh, ya. Mbak Jennie telah menerjemahkan resensi saya dalam bahasa Inggris. selengkapnya ada di sini.
Sampai ketemu di kontes lainnya :D
Tetap semangat..!


original post by anang, yb

Friday, June 08, 2007

Mug Mouse: using your coffee mug as computer mouse


Ini cara baru minum kopi sembari mengoperasikan komputer, Namanya Mug Mouse. Jangan terkecoh dengan gambar. Ini bukan pemanas kopi yang dilengkapi USB. Ini benar-benar cangkir kopi sekaligus mouse.

Seluruh dasar cangkir adalah tombol yang mengindera gerakan dengan bantuan infra red. letakkan saja di meja untuk melakukan klik. Simpel kan?

Mug Mouse adalah kreasi dari Louise Wictoria Klinker yang merupakan bagian dari perangkat yang dia istilahkan sebagai " SLOWEB peripherals"

Dari istilah Sloweb peripherals tentunya kita jadi ngeh untuk siapa alat ini diciptakan. Yap, siapa lagi kalau bukan buat anda yang sedang tidak diburu deadline... Anda yang sedang menikmati MP3 dari komputer, membaca koran online, membaca email, pilih-pilih barang di online shopping atau sekadar mencari teman chatting.
Gimana, pingin mengoleksinya? Minimal untuk saat ini koleksi dulu foto uniknya yang saya peroleh dari web pencipta Mug Mouse ini.


original post by anang, yb

Thursday, June 07, 2007

Soeharto Rayakan Ulang Tahun ke-86


Sugeng riyadi....
Mantan Presiden Soeharto Jumat, 8 Juni 2007, merayakan ulang tahunnya ke-86.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya tetap tidak menerima undangan pesta ultah orang paling beken di republik ini... hehehe...

Doa saya untuk kakek yang satu ini, selamat ulang tahun ya. Moga-moga masih ada umur yang ditambahkan dariNya.
Terima kasih atas segala jasa Pak Harto. karena jasa Bapak, ibu saya bisa menjadi guru SD inpres dengan tenang hingga pensiun lima tahun lalu.
Karena jasa Bapak pula, saya bisa sekolah negeri, dari SD hingga kuliah. Oh ya di jaman Bapak menjadi Presiden, biaya kuliah saya cuma 140ribu satu semester. masih terjangkau untuk ukuran orang tua saya yang -seperti saya sebut- guru SD inpres di Bantul.

Jujur saja saya rindu dengan Bapak. Rindu dengan keadaan aman tenteram. Pejabat pada rukun dengan seragam korpri seluruhnya; acara televisi penuh dengan berita menyenangkan tentang hasil pembangunan; semua buku pelajaran gratis; dan kalaupun ada korupsi, itu pun dilakukan dengan santun tidak norak dan muka badak seperti sekarang.
Kapan ya ada suasana seperti jaman Bapak menjadi presiden dulu? hemmmm, mengapa bapak tidak mencalonkan diri lagi, setidaknya untuk menjadi gubernur Jakarta?

Ah, kangen rasanya melihat berita di TVRI yang menyiarkan kemeriahan ulang tahun bapak. Ada anak-anak berseragam putih-putih berlarian sambil mengibarkan bendera di panggung... disusul dengan lantunan suara emas Titiek Puspa yang berurai air mata bangga sambil bernyanyi," ... kepadamuuu.. bapak kami Soeharto..."

original post by anang, yb

Lemari Kodok Untuk Editor


Maksud hati ingin memanfaatkan fasilitas terjemahan yang ada di internet. Setelah klak-klik sana-sini, ketemulah situs www.inbahasa.com.
Kenapa saya memilih ini? Yah, terutama karena di situs ini kita bisa menerjemahkan beberapa paragraf sekaligus, tidak sekadar kata atau frasa...

Sayangnya, bukannya terbantu, tapi malahan saya musti lebih sering buka-buka kamus.
Lihat saja hasil terjemahan situs tersebut untuk kalimat:
"Write a spell-binding sample chapter and it will showcase your writing to the editor."

Ini dia hasil terjemahan yang disodorkan untuk saya:
"tulis spell-binding bab contoh dan itu akan lemari kodok tulis kamu untuk editor"

Hehehe.... Terima kasih atas bantuannya ya, tapi mending saya buka kamus aja!

original post by anang, yb

Tuesday, June 05, 2007

Katakan Lewat Tulisan Tangan


Ada kartu pos terlempar lewat pagar rumah. Andai lemparan itu terjadi pada akhir bulan, bisa jadi itu adalah cek dari Google Adsense-ku. Tapi bukan kok, walau yang ini juga dari Amrik.

Ada gambar jembatan San Fransisco dengan latar belakang gedung-gedung tinggi seperti di sekitaran jembatan Semanggi, Jakarta. Ah, kawan yang satu ini tidak pernah lupa janji.

"Saya kirim kartu pos suasana san Fransisco ya. Tapi agak lama tibanya. Sabar ya... "

..kata dia beberapa minggu lalu. Thanks. Siang ini kartu pos yang dia janjikan telah tiba.

Ini kali kedua dia kirim kartu pos. Masih seperti yang pertama dulu, dia menulis ucapan dengan tulisan tangan. Moga-moga tulisan tangan dia sendiri :D

Andai kawan saya ini mau, bisa saja dia mengirim ucapan lewat email, atau e-card lengkap dengan animasi, atau huruf yang kelap-kelip. Lagipula, nggak perlu menunggu berhari-hari untuk sampai. Juga tidak perlu repot membeli perangko.

tapi kawan saya memilih menulis ucapan dengan goresan tangan, bukan goyangan mouse komputer. bagi saya... ungkapan lewat tulisan tangan terasa lebih menyentuh.. Amat personal. Amat ekslusif. Karena khusus ditulis hanya untuk satu orang. Thanks ya..

Entah sejak kapan saya mulai secara pribadi menyapa dia lewat email. Tapi yang jelas, blog dia termasuk yang paling rutin saya sambangi. Pun sebaliknya, -sekali dua- dia pun menuliskan komentar pendek di blog ini.

Kali lain, saya pun menuliskan resensi atas buku motivasi yang dia tulis. Juga ketika dia meluncurkan satu e-book yang disebar secara gratis, saya pun secara khusus membuat review yang agak beda. Niat saya cuma satu: sebuah karya yang (amat) inspirasional semestinya jangan diapresiasi dengan ala kadarnya. Dan.. tampaknya dia tidak keberatan dengan review saya...

"Thank you for your continued support..."

tulis dia.
Iya deh sama-sama ya...


original post by anang, yb

Monday, June 04, 2007

Jogja Bakal Mengalami Gempa dan Tsunami -> Besok 7 Juni


Pagi-pagi dapat SMS dari seorang karib di Jogja:

"Pak di jogja rame nih, ada isu gempa+tsunami bsk tgl 7 jun, para bakul2 di psr2 pd kompakan libur ndak jualan, gayeng wis, trs kl yg prcy ma dukun wis pada pasang sajen gitu..."


Nah lho..., bila sistem peringatan dini dari pemerintah tak kunjung mantap, maka rakyat balik maning nang dukun...

Tapi soal peringatan dini bakal ada gempa, rakyat Joja masih teramat percaya dengan tanda-tanda alam, utamanya bentuk awan. Bila di langit ada awan berbentuk ekor komet atau mirip lintasan pesawat jet, maka dijamin dalam waktu tak lama bakal ada lindhu (jawa= gempa).

Coba deh baca fenomena ini di posting saya terdahulu..

original post by anang, yb

Selamat Tinggal Template blog lama....



saatnya melupakan dan mengucapkan selamat tinggal pada template blog yang lama...!
Setelah searching dan memilih sekian banyak blog skin lewat Swicki Eurekster akhirnya pilihan jatuh pada template yang ini, putih dan minimalis.

Template lama yang terkesan suram, gelap, saya relakan untuk diganti setelah setahun menemani dan menjadi citra dari blog Jejak Geografer..
Template itu duluuu... saya pilih sebagai wujud rasa duka yang mendalam atas gempa yang meluluhlantakkan Jogja setahun silam..
Begitu mendalamnya rasa duka atas bencana gempa Jogja, hingga (tanpa sadar) terkumpul 20-an posting mengenai bencana...

Hidup harus terus berjalan!
Saatnya untuk tampil cerah dan penuh gairah !

original post by anang, yb