Wednesday, January 31, 2007

Yakin, kamu masih Aquarius ?



Andaikata saya ABG tentu kabar ini bakal memaksa saya merubah data diri: saya bukan lagi Aquarius boy tapi kini menjadi Capricornus cute... !

Yup ! Zodiak nyatanya bukan dogma. Bisa berubah, bahkan dalam jangka waktu yang pendek, 50 tahunan. Bentuk bumi yang tidak bulat sempurna serta gerakan rotasinya disebut-sebut sebagai biang keladi pergeseran tangal zodiak. So, zodiak yang dipakai sejak zaman Yunani kuno pastinya tidak up to date lagi.

Berikut ini zodiak yang disempurnakan thn 2000, sebelumnya thn 1950.

Data ini akurat dan disepakati di IAU (International Astronomical Union)

1.Capricornus 21 Jan -16 Feb 26 hari

2.Aquarius 16 Feb - 11 Mar 24 hari

3.Pisces 11 Mar - 18 Apr 38 hari

4.Aries 18 Apr - 13 Mei 25 hari

5.Taurus 13 Mei - 22 Jun 40 hari

6.Gemini 22 Jun - 21 Jul 29 hari

7.Cancer 21 Jul - 10 Ags 20 hari

8.Leo 10 Ags - 16 Sep 37 hari

9.Virgo 16 Sep - 31 Okt 45 hari

10.Libra 31 Okt - 23 Nov 23 hari

11.Scorpius 3 Nov - 29 Nov 6 hari

12.Ophiuchus 29 Nov - 18 Des 19 hari

13. Sagitarius 18 Des - 21 Jan 34 hari

Sunday, January 28, 2007

Pulang ke kotamu #1: Rumah dengan Kutang

27 Januari 2007 saya nengok Jogja. Bukan niat yang disengaja kalau pada tanggal yang sama delapan bulan lalu (27/05/06) rumah saya roboh karena gempa.
Kini rumah saya sudah tegak dan malah lebih tegak dari sebelumnya. Tiap sudut tembok telah disuntik dengan rangkaian besi 12 mm. Walau masih telanjang, belum diplester (sebab sebatas itulah bantuan dari pemerintah) tapi hati sudah lega. Ibu saya sudah berani menginjakkan kaki di Bantul setelah delapan bulan mengungsi.
Full-bata seperti rumah baru kami, tidak berlalu untuk beberapa saudara/tetangga lain. Entah karena dana terbatas atau buru-buru ingin memperbaiki rumah tanpa menunggu terpenuhinya janji Manis Bung JK, banyak warga Jogja membangun rumah dengan model "kutangan". Apa itu kutangan ? Kutang ya kutang, penutup dada yang biasa dipakai simbah-simbah.
Rumah kutangan ibarat wanita (tua) Jawa tempo doeloe. Bawah rapat terbalut kain, atas terbuka dan hanya bertutup kutang.
Rumah kutangan memiliki konstruksi bagian bawah (sekitar satu meter) rapat tertutup bata. Sedangkan atasnya -demi mengirit biaya- ditutupi dengan gedeg, anyaman bambu.
Jadinya malah artistik walau bukan karena alasan itu model ini dipilih.
Kapan mampir ke Jogja ?

Pulang ke kotamu #2: Mengapa Tidak mengemis lagi ?












KAPOK NGEMIS !
Mana ada orang Jogja yang tidak kenal dengan sesanti ini ?

Kapok Ngemis !
bagai mantra yang menyihir orang Jogja
untuk buru-buru menghapus mair mata cengeng

Kapok Ngemis!
Kulino laku prihatin - terbiasa dalam hidup prihatin
membuat orang Jogja menepis wajah keluarga
yang terperangkap puing bersimbah darah

Hidup harus terus dilakoni
Saatnya menggulung tenda-tenda koyak
Tidak perlu lagi berlama-lama memasang raut memelas,
memeras air mata di depan pejabat dan kamera
Atau memaki kanan-kiri atas-bawah hingga ludah muncrat

Matur nuwun
buat SBY-dan JK
walau teramat lambat dan terlambat,
walau tidak sebanyak yang dijanjikan,
tapi tetap matur nuwun: dana rekonstruksi telah mengalir

Kapok Ngemis !
Moga-moga menginspirasi pengungsi di belahan lain di negeri ini.


Pulang Ke Kotamu #3: Gereja Korban Gempa, Gereja Hiawata


Masih dalam rangkaian balik Jogja, Minggu (28/1/07) saya sempatkan mampir dan ikut misa di Gereja St. Jakobus, Klodran Bantul. Kebetulan hampir seluruh masa kecil-remaja saya ditempa disitu. Tentu saja termasuk mencari pacar...;)
Bangunan Gereja tampak masih belum tersentuh semen sejak dikoyak gempa. Tidak ada tanda-tanda untuk segera menancapkan beton, ataupun mendatangkan puluhan truk pasir dan batu kali.
Tapi jangan kaget, ada bangunan gereja darurat yang malah jauh lebih artistik!
Materialnya hampir seluruhnya dari bambu. Bukan berbentuk bedeng, bukan pula joglo yang sok kejawa-jawaan.
Dari jauh, bangunan ini mirip kemah Hiawata, tokoh komik anak indian. Berbentuk kerucut menjulang ke atas. Semuanya ditopang dengan bambu. Anda pernah melihat gereja Poh Sarang di Kediri ? yah, mirip-mirip lah bentuknya. Bedanya, kalau yang di Kediri ditopang dengan kawat-kawat baja, yang ini bener-bener lain. Seratus persen bambu.
Bahkan penutupnya pun dari ruas-ruas bambu yang sudah dibuang ruasnya, kemudian "digepuk" -> dipukul-pukul dengan hati-hati hingga membentuk lembaran selebar kertas A4. Entah ada berapa ribu ruas bambu untuk menciptakan genteng unik ini.
Gereja artistik ini bisa memuat sekitar 50 bangku panjang atau setara 300 umat.
Sayang sekali, saya lupa membawa kamera, hugh !
Oh ya, saya sempat kaget saat diumumkan ada coffe morning seusai misa...
Oalah.., ternyata beberapa ibu-ibu yang sudah berumur sudah menyiapkan beberapa termos kopi dan teh plus bakwan dan lemper di depan gereja !
Sruput..! Nasgitel ... Hangat. Sehangat sapaan, " monggo mas, dipun kedapi lemper ipun..."

NB: tampaknya, gereja katholik memilih untuk menjadi "yang paling akhir" dalam memperbaiki bangunan yang rusak. Benar juga, rasanya terlalu naif bila bangunan tempat ibadat sudah berdiri mentereng dengan cat mengkilat sementara masyarakat sekeliling masih berhimpit di tenda-tenda yang mengoyak.

Donasi untuk partisipasi menegakkan kembali dinding gereja St. Yakobus Bantul klik di sini.

Friday, January 12, 2007

Tour de Djokdja


Situs Yogyes dot com punya gambar keren.
Temanya tentang tempat wisata religius di Jogja. Berhubung sengaja dihubung-hubungkan dengan suasana natal maka yang dikisahkan adalah tentang gua Maria.

Simaklah cerita tentang Sendang Sono,yang disebut-sebut sebagai Lourdes Indonesia;
ada juga Gereja Ganjuran, tempat yang menawarkan kesempatan bertemu Yesus yang global dalam wajah lokal, yang mengenakan surjan dan mendengarkan gamelan; atau yang satu ini : Sendang Sriningsih, tempat ziarah Katholik di Prambanan, kawasan yang terkenal dengan objek wisata religius Hindu Budha.

detailnya, klik saja tour de djoja

Selamat datang di kawasan LOKALISASI

Teorinya, pekerja seks komersial bakal menyusut kalau dibuatkan lokalisasi.
Idem ditto, bajaj pun bakal lenyap dari Jakarta kalau penetapan lokalisasi operasional bajaj juga diterapkan dengan benar.
Dan kini, ada satu lagi lokalisasi: jalur kiri untuk pengendara motor!
Entah apa maksudnya, jangan-jangan setali tiga uang dengan nasib pelacur dan sopir bajaj. Dibatasi ruang geraknya, sukur-sukur makin berkurang jumlahnya.
Tapi, ya gitu deh.. Lihat saja penerapannya di lapangan. Di saat pengendara motor saling berdesak-desakan di jalur kiri, justeru di jalur tengah para sopir bis kota, angkot pada ngetem sesukanya. Nggak juga ditegur atau disuruh push-up.
Yah, gitu deh. Dirgahayu Pak Polisi !

Monday, January 01, 2007

KAIN HITAM UNTUK KORBAN ADAM AIR


Tiada kata lain yang pantas terucap selain....

TURUT BERDUKA ATAS MENINGGALNYA PENUMPANG ADAM AIR PADA TANGGAL 1 JANUARI 2007

Menangislah, bila itu bisa melegakan...
Berdoalah, bila itu kau yakini mampu menghantar jiwa-jiwa ke surga...

"Segala sesuatu ada masanya...
ada lahir ada mati...
Ada kesedihan ada pula kemuliaan..."

God Bless You !

>> baca juga "Tentang Adam Air yang Nyasar - Kita Bangsa Pemaaf" - posting 23/2/2006