Monday, November 19, 2007

Darah Simbah Dicuci



Panggil saja ibuku dengan sapaan Bu Jakob. Namun kalau anda pingin memanggilnya Mbak Sun atau Mbak Dari tentu saja ibuku tetap akan menengok dan tersenyum sambil memamerkan giginya yang mulai tanggal.

Bu Yakob kini tak lagi segesit dulu. Penyakit diabetes yang tanpa disangka diidapnya telah menggerus habis tubuhnya. Kulit menghitam, daging menghilang. dan, sejak setengah tahun lalu, fungsi ginjalnya tak lagi berdaya. Awalnya, mesin cuci darah hanya diperlukan setiap jumat. Namun sejak tiga bulan lalu, jadual mencuci darah harus dipenuhi setiap selasa dan jumat, seminggu dua kali!

Ah, simbah. Tak terbayang di masa lalu hidupnya sepenuhnya diabdikan untuk mengajar di SD inpres. Belasan tahun dikayuhnya sepeda onthel hitam menyusuri jalanan kota Bantul untuk menuju 'kantornya'. Sampai akhirnya Koperasi "SINAR", koperasinya pegawai negeri di Bantul meloloskan pengajuan sepeda motor Yamaha Bebek. Simbah pun menjadi berkurang capeknya sejak ditemani si Yamaha bebek.

Simbah tak pernah mengeluh. Demikian juga Pak jakob, suaminya, yang keduanya adalah orang tua saya. Berdua mereka membesarkan kelima anaknya tanpa pembantu! Kalian adalah raja sekaligus pelayan di rumah ini, pesan bapakku suatu ketika.

Yah, ibu yang guru SD inpres dan Bapak yang kepala sekolah SMP Putratama, salah satu sekolah swasta di Bantul. Bapak yang pendiam namun jago mengajar bahasa inggris, fisika, musik, menyanyi, dan... mengarang (ini yang diwariskan kepadaku) dipadu dengan ibu yang tegas, selalu menemani (dan sesekali berusaha sabar) saat kami berlima mengelilingi meja sambil membaca buku. Sesekali juga Bapak memompa lampu petromaks yang setengah jam sekali meredup.

***

Bapak meninggal saat kami semua sudah diwisuda. Syukurlah. Apa lagi yang bisa dibanggakan pasangan guru selain mengikuti upacara wisuda ke lima anaknya? Empat lulusan UGM dan satu lulusan UNS. Satu keinginan Bapak yang belum kesampaian hingga akhirnya hayatnya: membeli mobil untuk keluarga, sebab hingga maut menjemput, tabungan belum cukup untuk membeli mobil bekas termurah sekali pun. Semua uang telah didedikasikan untuk pendidikan kami.

***

Simbah pun akhirnya menjadi kepala keluarga, walau kami telah tercerai berai. Saya dan adik terkecil di Jakarta, kakak di Yogya dan Kediri, serta satu adik lagi di Bandung. Simbah tetap bertahan di rumah lama kami, di Dusun Gedongan bertetangga dengan keluarga pak Jenggot yang ayahnya Udin wartawan Bernas itu. Simbah lebih memilih tinggal di sana, menunggui sisa harta yang dimilikinya, rumah kami dan motor Yamaha bebek kesayangannya yang sudah berusia puluhan tahun.

***

Terbukti, walau sudah di alam sana, Bapak masih menemani ibu. Genap selamatan 1000 hari meninggalnya Bapak, gempa mengguncang dusun kami. Simbah berdarah, tapi selamat.
Harta milik simbah pun tak lagi berupa. Rumah roboh dan Yamaha bebeknya terurug bongkahan-bongkahan tembok. Sama seperti ribuan keluarga lain yang berduka, Simbah pun sangat berduka. Sangat mendalam.
Simbah pun akhirnya tinggal di rumah anak-anaknya. Sekian bulan di Kediri, dan sekian bulan di rumahku. Sampai akhirnya suatu ketika simbah sakit. Dari sanalah akhirnya diketahui kalau simbah pun menderita penyakit yang sama dengan bapa: diabetes! Tampaknya penyakit ini tidak datang tiba-tiba. Mungkin sudah lama diidapnya. namun sama seperti Bapak, ibu pun tak pernah meperlihatkan rasa sakitnya di depan anak-anaknya. tak sekali pun mengeluh atau memasang wajah duka.

***

hari-hari terus berlalu, tak hanya sekali ibu harus masuk rumah sakit. Obat apa pun yang diberi dokter diminumnya, sampai akhirnya ginjalnya tak lagi berdaya. Entah karena komplikasi dari penyakit diabetes atau dari obat yang dikomsumsinya setiap hari. Ibu pun kini tergantung mesin cuci darah.

***

"Aku lagi nunggu uang pensiun bulan desember dan THR natal" kata ibuku saat aku menjenguknya di awal nopember lalu. "Aku pingin pasang klep di tangan biar cuci darahnya gampang. Soalnya kalau selangnya dimasukkan pakai suntik, badan dan tangan tidak boleh gerak-gerak. Pinggangku tidak kuat tiduran empat jam selama cuci darah". Aku cuma terdiam. Ibuku tak pernah dan tak bakal mau meminta uang dari anaknya. "Katanya biayanya satu juta empat ratus," lanjut ibuku. "Nanti uang pensiun dan THR ditambah tabunganku di BPD moga-moga cukup."

Ah, simbah.....
original post by anang, yb

Thursday, November 08, 2007

Jogja: Tak sempat aku berlama-lama denganmu...


Barusan balik dari Jogja setelah hampir setengah tahun kakiku tak menginjaknya. Sayang, tak cukup waktu berlama-lama di sana. Cuma tiga hari, dan Jakarta kembali menyeretku tanpa ampun.

Ingin rasanya segera berbagi cerita. tentang rumah kayu kakaku yang telah berdiri setelah rumah lamanya ditiup gempa satu setengah tahun lalu. tentang obsesiku yang jadi nyata, dan.... tentang ibuku di Bantul yang kini harus cuci darah dua kali dalam seminggu....

original post by anang, yb

Friday, November 02, 2007

FlashGet: The Best Download Manager


Jualan data dengan ukuran file yang nggak kira-kira, memang musti pandai mensiasati diri. Bayangkan, satu file data Quickbird dengan luas areal 25km2 (ini luasan minimum order lho) bisa segede 800Mb alias nggak muat di satu CD.

Belakangan, saya lebih suka jualan Quickbird dengan sistem pengiriman via FTP-pull. Alasannya sederhana: kalau pakai sistem satunya, yakni pakai media CD/DVD musti nunggu lama. Data yang dikirimkan dari Digitalglobe pusat sana biasanya baru sampai ke kantor sekitar semingguan bahkan lebih. Dan... waktu semingguan adalah waktu yang super ribet karena klien akan sangat rajin kirim SMS dan menelepon dengan satu pertanyan tunggal: kapan barang dikirim, pak?

Dengan sistem FTP-pull, setidaknya kode download sudah mampir di email saya sekitar dua harian. Tapi bagaimana dengan downloadnya? Ya, saya tawarkan dua aletrnatif ke klien: mau download sendiri ya monggo... kan mereka juga untung karena gratis biaya kirim. Atau, boleh juga minta tolong saya download-kan.

Nah, dengan koneksi speedy yang saya punya, satu file Quickbird dengan ukuran (misalnya) 1 GB musti dibarengi dengan kerja lembur karena kadang perlu waktu sehari semalem hingga download tuntas! Yah itulah speedy rumahan....

Untunglah saya pakai FlashGet !

FlashGet adalah download manager yang paling handal yang pernah saya pakai. Kenapa? ya karena baru freeware ini yang sempat saya coba hehehe... tapi coba deh liat daftar keunggulan flashGet berikut ini:

- Optimize the system resource
FlashGet can use up the lowest system resources and will not influence your normal work or study.
- Call anti-virus automatically
FlashGet can call anti-virus automatically to clean viruses, spyware and adware after finishing download.
- 100% Clean, free
No adware and spyware, Easy to install and use
- increase the download speed and stability
Flashget can increase download speed from 6-10 times. It uses MHT (Multi-server Hyper-threading Transportation) technique and optimization arithmetic and it
- SupportHTTP,FTP,BT,eMule and other various protocols
FlashGet supports HTTP,FTP,BT,MMS,RTSP and other protocols. It is seamless between protocols and there is no need to operate manually for download switch. The One Touch technique optimizes BT download and can automatically download target files after getting seeds information, hence no need to operate again.
- Powerful files management feature
It supports unlimited categories. Each category is assigned a download saving directory. The powerful management feature can support drag and drop, adding and description, search, rename, etc.


Nah, ringkas kata, kalau anda sudah mendownload freeware ini, silakan aktifkan hingga muncul tampilan seperti ini:

Sudah siap download? Ups, pastikan dulu harddisk anda masih cukup spacenya ya...
Oke. Kalau sudah yakin, klik button NEW hingga muncul window seperti di bawah ini:


Saatnya kini anda memasukkan alamat URL server tempat anda bakal menyedot data. Pilih juga tempat penyimpanan data hasil download. Kalau akses download dilengkapi dengan username dan password, ya masukkan saja pada tempat yang tersedia. Seperti biasa, tekan OK untuk mulai download...

Nah, dengan FlashGet ini download data dijamin lebih cepat dan tidak perlu khawatir musti ngulang dari awal andai akses internet terputus.

Selamat mencoba!

original post by anang, yb

Thursday, November 01, 2007

Remove word verification from posts

Reseh bener blogger ini!

Tiap kali posting selalu dipaksa nulis 'word verification'... Masih mending kalau bentuknya kata yang terbaca, lha ini lebih sering berupa jejeran huruf yang triping dan nggak bisa dibaca sama sekali... JHXXC ... HJUUWQC... GFJJKI halaah.....

Memang tidak semua (dari sekitar 20an) blog saya yang dipagari oleh blogger dengan word verification.. Blog ini (yang aslinya beralamat di http://anangyb.blogspot.com) termasuk yang lolos dari metal detektor eh, word verification.

Lantas kenapa ada blog yang dipasangi word verification dan ada blog yang nggak?

Usut punya usut ternyata ada dua alasan kenapa sampai blogger memaksa kita menuliskan word verification.

alasan pertama, karena blog kita berpotensi dianggap SPAM. Persisnya, blogger ngomong begini: " Blogger's spam-prevention robots have detected that your blog has characteristics of a spam blog."
Nah lho... Emang sih, kebanyakan blog saya yang ada word verification adalah blog dengan konten copy - paste hehehe...

Nah alasan kedua: karena kita posting bertubi-tubi alias posting dalam jumlah di atas normal dalam sehari. Ini juga ada benarnya, terutama nafsu agar blog adsense lekas gemuk dengan konten.

Nah, sekarang pertanyaannya: how to remove word verification from posts ? (halaah pakai bahsa inggris --> biarin! siapa tau ada bule nyasar kesini karena search pakai kata kunci tersebut hehehe..)

Gampang kok caranya. Klik saja simbol tanda tanya warna oranye di samping kata 'word verification'. Dari sana kita akan dituntun untuk meminta review dari Blogger atas adanya word verification di blog kita.

Betul begitu Dik Pendi...?


original post by anang, yb