Monday, September 15, 2008

21 Tewas Berebut Zakat

Banyak cara dipakai Tuhan untuk menjemput ajal.

Tapi tewas karena terinjak-injak, terdesak desak, ataupun kehabisan napas karena berebut zakat adalah sebuah tragedi. Tak perlu mencari tahu dimana kambing hitam bersembunyi. Cukuplah dengan membathin: mengapa untuk memperoleh santunan orang perlu berebut?

Karena terlalu banyak peminta-minta dibandingkan penyantun?
Karena santunan terlalu kecil hingga satu keluarga perlu mengerahkan seluruh anggota keluarganya untuk berebut?
Karena sangat jarangnya santunan dibagikan?
Karena lembaga santunan resmi tak cukup dipercaya orang untuk menyalurkan santunan hingga orang secara sendiri-sendiri membagi santunan?
Atau ... karena banyak orang cuma pinter komentar (termasuk dengan cara ngeblog)dan tak cukup rajin membagi santunan...?



21 orang dikabarkan tewas saat berebut zakat di Pasuruan Jawa Timur. Korban tewas masih simpang-siur dan kemungkinan akan bertambah karena korban luka yang dirawar di rumah sakit dokter Sudarsono, Pasuruan terhitung cukup banyak.

original post by anang, yb

Reblog this post [with Zemanta]

6 comments:

vizon said...

walau bagaimanapun, kita harus berterima kasih kepada h. syaikhon dan para korban. karena, dg peristiwa yg menimpa mereka inilah, kita semakin tersadarkan akan pentingnya zakat dilakukan dg ikhlas dan profesional... :)

Anthony Harman said...

Saya liat di TV, tradisi zakat oleh pak Haji sudah dilakukan sejak th 1975.
Yang jelas, dari tahun 1975 sampe sekarang, keliatan kalo masyarakat kta tambah miskin aja

linae said...

waktu liat berita ini di tivi (beritanya nyampe tivi sini loh), aku langsung bengong, saking ga percayanya... sampe memakan korban begitu, hiks! turut berduka cita... semoga dg kejadian ini dengan kejadian ini memberikan kita pelajaran :) Amin...

EEng said...

semoga hal kaya gini gak terjadi lagi ya mas.
turut berduka cita

nittap said...

kasihan ya... apa gak ada cara yang lebih efektif ya untuk pembagian zakat...

clark said...

kalian meributkan kematian yang miskin saja... kalian hanya melihat kemiskinan sebagai obyek.. maaf jika banyak orang tersinggung dengan cara kalian melihat kemiskinan.. bagi orang miskin, kemiskinan mereka adalah hidup mereka.. mereka juga bekerja.. karena itulah mereka bertahan hidup.. saat kematian datang pada mereka, karena menjemput beberapa ribu rupiah.. anda menyalahkan kemiskinan..? naif.. cobalah membuka mulut dengan melihat dari beberap sisi.. jangan sisi penonton saja.. maaf sekali lagi..